Rabu, 14 Maret 2018
Labuhan Ratu, 14 Maret 2018. Pembangunan perluasan Sarana dan prasarana SRS guna menunjang peningkatan populasi Badak Sumatera kini sudah memasuki tahap akhir. Namun sampai saat ini masih menyisakan beberapa pekerjaan yang belum terselesaikan. Dalam pertemuan ini pihak YABI dihadiri Bapak Ir. Kurnia Rauf, MM selaku Manajer Pelaksanan Perluasan SRS sekaligus mewakili Direktur eksekutif YABI; Bapak Muniful Hamid selaku manajer Perlindungan; Manajer SRS yaitu Bapak Sumadi dan Bapak Riskan sebagai Manajer Penelitian dan Pengembangan.
“Terdapat beberapa poin yang disampaikan untuk jadi perhatian bersama antara lain; setiap membangun sarana apapun agar dikoordinasikan dan konsultasikan terlebih dahulu; Pembangunan sarana prasarana ini agar dilengkapi dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial; Pembangunan perluasan sarana prasarana SRS ini agar segera diselesaikan, mengingat pesan Bapak Direktur KKH bahwa pada Bulan Maret ini sarana prasarana ini agar sudah diserahterimakan ke Balai TNWK dan direncanakan untuk peresmiannya dilakukan oleh menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan” ujar Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Subakir, SH. MH.
Keterlambatan Pembangunan tersebut dikarenakan faktor non teknis; curah hujan tinggi yang hampir terjadi setiap hari menjadi faktor terhambatnya beberapa pekerjaan. Kendala lain yang menimbulkan keterlambatan pembangunan ini salah satunya dikarenakan adanya bahan – bahan pagar yang harus diimpor dari New Zealand, namun secara umum pembangunan sarana prasarana tersebut sudah mencapai 90%, demikian penjelasan Bapak Ir. Kurnia Rauf selaku Manajer Pelaksana Perluasan.
Hasil diskusi antara kedua belah pihak dapat didapat kesimpulan bahwa Kepala Balai akan segera menetapkan Tim Monev bersama yang beranggotakan dari Balai TNWK dan YABI; segera dilakukan pemetaan dan pemasangan tanda batas Zona Khusus Konservasi Badak Sumatera seluas 5.000 ha dan diperlukan lagi area restorasi pakan badak seluas ± 4.000 ha.
Dengan perluasan sarana prasarana SRS, diharapkan pengembangan ekowisata minat khusus dan terbatas Badak sumatera dapat segera terwujud. Sehingga Badak sumatera tidak terkesan eksklusif dan tidak dapat dilihat oleh masyarakat. Sehingga dukungan masyarakat dalam pengelolaan Badak sumatera akan terwujud melalui kegiatan ekowisata terbatas.
Sumber : Balai TN Way Kambas
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0