Sabtu, 10 Maret 2018
Pasuruan, 8-9 Maret 2018. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) mendampingi Kelompok Tani Konservasi (KTK) “Hulun Hyang” belajar budidaya edelweiss. Kegiatan ini bertujuan agar anggota kelompok yang semua terdiri dari pemuda dan pemudi Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan mengetahui tentang seluk beluk Edelweiss di Indonesia, upaya pelestariannya di TNBTS, serta cara budidayanya.
Hari pertama, Pelatihan Budidaya Edelweiss dilaksanakan di Desa Wonokitri dibuka oleh Kepala Bidang PTN Wilayah I, BBTNBTS. Kegiatan hari pertama berupa penyampaian materi Jenis-jenis Edelweiss di Indonesia yang terdiri dari 4 jenis edelweiss yaitu Anaphalis javanica, A. viscida, A. longifolia, dan A. maxima, serta 4 kerabat dekat edelweiss lainnya, yaitu Gnaphalium purpureum, G. japonicum, G. luteo-album, dan Carpesium cernuum. Masing-masing jenis tersebut disampaikan tentang ciri-ciri morfologi/ bentuknya, habitat/ tempat hidupnya, serta persebarannya di Indonesia maupun di luar negeri.
Materi berikutnya yaitu Upaya Pelestarian Edelweiss di TNBTS yang dimulai dari kegiatan identifikasi jenis-jenis edelweiss di TNBTS pada tahun 2006 hingga saat ini. Hasilnya, hanya 1 jenis edelweiss Indonesia yang tidak dijumpai di TNBTS, yaitu Anaphalis maxima. Sejak 2014, TNBTS melakukan inovasi budidaya edelweiss dari biji. Keberhasilan ini dilanjutkan uji coba penanaman di luar kawasan TNBTS yaitu di 5 sekolah di kawasan penyangga Resort PTN Tengger Laut Pasir, serta Halaman Mushola Penanjakan, TNBTS pada tahun 2015. Tahun 2016 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengunjungi dan meresmikan Taman Edelweiss di Cemorolawang dan Penanjakan serta SD Negeri Ngadisari 1 sebagai bentuk apresiasi keberhasilan TNBTS membudidayakan Edelweiss. Tahun 2017 TNBTS melaunching Konsep Desa Edelweiss TNBTS dan mulai mengenalkan konsep tersebut di 2 Desa, yaitu Desa Wonokitri, Kec. Tosari, Kab. Pasuruan dan Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo. Mendapat respon positif dari masyarakat, tahun 2018 Direktorat Jenderal KSDAE, KLHK menetapkan program Desa Edelweiss TNBTS menjadi Role Model Nasional.
Materi berikutnya yaitu Budidaya Edelweiss di TNBTS yang meliputi budidaya dari biji, stek pucuk, merunduk, hingga cangkok. Materi terakhir yaitu Pembuatan Persemaian meliputi persyaratan persemaian hingga penataan persemaian.
Hari Kedua, anggota KTK “Hulun Hyang” diajak melakukan studi banding ke Taman Edelweiss TNBTS di Cemorolawang sekaligus praktek budidaya edelweiss. Taman Edelweiss TNBTS di Cemorolawang yang pernah dikunjungi oleh Menteri LHK kini fungsinya ditingkatkan dari awalnya sebagai kebun benih edelweiss menjadi percontohan dan tempat belajar bagi masyarakat desa penyangga TNBTS untuk mewujudkan ekowisata di desa masing-masing. Tamu kehormatan dari Desa Wonokitri ini disambut langsung oleh Kepala Seksi PTN Wilayah I, BBTNBTS sebagai pengampu wilayah di Taman Edelweiss yang letaknya tepat di belakang kantor Seksi PTN Wilayah I, BBTNBTS.
Praktek ini dimulai dari praktek yang paling mudah, yaitu teknik “merunduk”. Praktek berikutnya yaitu praktek stek pucuk. Metode terakhir yang dipraktekkan yaitu perbanyakan menggunakan biji. Metode ini membutuhkan ketekunan tersendiri. Pengambilan bahan untuk perbanyakan edelweiss dengan metode merunduk, stek, maupun dari biji tidak boleh dilakukan sembarangan di kawasan TNBTS. Kegiatan tersebut hanya boleh dilakukan di kebun benih TNBTS atau di kebun benih edelweiss milik desa yang telah mendapat pembinaan dari TNBTS.
Selesai praktek, anggota KTK “Hulun Hyang” membawa pulang biji, semai, hingga pucuk edelweiss dari Taman Edelweiss TNBTS untuk dikembangkan di Desa Wonokitri. Kegiatan Pelatihan Budidaya Edelweiss BBTNBTS ini diakhiri dengan foto bersama dengan latar belakang Taman Edelweiss TNBTS. Semoga Desa Edelweiss TNBTS di Wonokitri segera terwujud.
Sumber : Birama Terang Radityo, S.Hut. - Penyuluh Kehutanan Balai Besar TN Bromo Tengger Semeru
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0