Kepala Balai Besar TaNa Bentarum: Masyarakat Perbatasan Menjadi Prioritas Pembangunan

Selasa, 06 Maret 2018

Pontianak, 6 Maret 2018. Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum) Arief Mahmud menegaskan kembali fokus pembangunan pemerintah saat ini yang memprioritaskan masyarakat yang hidup disekitar kawasan hutan, pinggiran dan perbatasan negara. Hal ini diungkapkan Arief saat menjawab pertanyaan wartawan pada Lokakarya “The Asia-Pasific Regional Workshop on Trans-Boundary Biodiversity Conservation: Empowering Forestry Communities and Women in Sustainable Livelihood Development” di Hotel Mercure, Pontianak Selasa (6/3). “Ini merupakan Nawacita presiden Joko Widodo yaitu membangun dari pinggiran, masyarakat yang termarjinalkan, yang tinggal di perbatasan menjadi perhatian utama mendapatkan peningkatan kapasitasnya” terang Arief.

Orang nomor satu di TaNa Bentarum ini menyatakan bahwa selama ini keterwakilan perempuan dalam pembangunan konservasi juga semakin penting. Karenanya dia menilai tujuan utama workshop kali ini adalah mencari rumusan yang lebih baik dalam memberdayakan masyarakat sekitar hutan serta perempuan demi pengembangan kehidupan yang lebih berkelanjutan. Disinggung wartawan mengenai langkah nyata yang telah dilakukan, Arief menjawab bahwa selama ini TaNa Bentarum dengan dukungan dari The International Tropical Timber Organization (ITTO) telah melakukan kegiatan pemberdayaan yang melibatkan komunitas sekitar hutan dan juga kaum perempuan. “Kegiatan semacam ini hanya ada di TaNa Bentarum dan Kalimantan Utara (Taman Nasional Kayan Mentarang) dan fokus kegiatan kita adalah pemberdayaan masyarakat dan perempuan” tegasnya. ITTO dan TaNa Bentarum telah berhasil membangun energi ramah lingkungan yaitu sistem biogas di Desa Manua Sadap kawasan TNBK. Desa ini tercatat telah mandiri dalam menyediakan energi listrik, dan api bersumber dari pemanfataan kotoran ternak yang diubah menjadi biogas.

Menutup wawancaranya Arief berharap bahwa workshop ini bisa terjadi proses pembelajaran serta berbagi ilmu dan pengalaman dari masing-masing negara. Hal ini tentu akan menjadi modal besar bagi pembangunan konservasi khususnya di Indonesia. Tercatat hanya Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Kayan Mentarang yang berbatasan langsung dengan kawasan TN di Malaysia. Dan tentunya workshop ini menjadi lompatan bagi usaha pembangunan konservasi dengan menjadikan masyarakat sekitar hutan dan kaum perempuan sebagai pelaku utamanya.” Workshop pemberdayaan masyarakat ini menjadi penting bagi pembangunan khususnya pembangunan konservasi” tutupnya. Workshop konservasi lintas batas ini berlangsung seama 3 hari dari tanggal 6 hingga 8 Maret 2018. Selain dihadiri oleh perwakilan negara ASEAN juga dihadiri oleh perwakilan India.

Sumber : Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum (Tana Bentarum) 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini