Jumat, 23 Februari 2018
Yogyakarta, 23 Februari 2018, Balai KSDA Yogyakarta terus memperluas jaringan dan komunikasi dengan pemerintah daerah di DIY. Melalui kegiatan audiensi dengan Bupati Kulonprogo dr. Hasto Wardoyo, Kepala Balai KSDA Yogyakarta, Ir. Junita Parjanti, MT memperkenalkan kawasan konservasi lingkup Balai KSDA Yogyakarta yang ada di DIY. Empat kawasan konservasi di wilayah DIY yang menjadi tanggung jawab Balai KSDA Yogyakarta meliputi Suaka Margasatwa Paliyan di Gunungkidul, Cagar Alam Imogiri di Bantul, CA/TWA Batu Gamping di Sleman dan Suaka Margasatwa Sermo di Kulonprogo.
Pada kesempatan kali ini coba diperkenalkan lebih dalam kawasan konservasi Suaka Margasatwa Sermo kepada Bupati Kulonprogo dan jajarannya. Terdapat banyak satwa yang dijumpai di SM Sermo, salah satunya adalah Kijang yang merupakan jenis satwa dilindungi dan harus dilestarikan. Lebih lanjut untuk lebih memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam menangani permasalahan kebakaran hutan, perdagangan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL), perburuaan satwa, dan aduan masyarakat terkait permasalahan kawasan, Balai KSDA Yogyakarta telah membentuk quick response melalui call center yang siap memberikan layanan kepada masyarakat.
Perkembangan saat ini menunjukkan beberapa masyarakat sudah sadar akan upaya konservasi satwa liar, seperti penyerahan buaya dari masyarakat. Pemeliharaan jenis satwa dilindungi harus melalui penangkaran dan tidak boleh melalui pemeliharaan. Saat ini terdapat dua lembaga konservasi di DIY yaitu Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka dan Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta yang berada di Kulonprogo.
Dalam pertemuan kali ini Bupati Kulonprogo yang didampingi Wakil Bupati, Drs Sutejo; Staf Ahli Pemerintahan Hukum dan Politik, Arif Sudarmanto, SH,; Staf Ahli Kemasyarakat dan SDM (BKSDM), dr. Lestaryono; dan Staf Ahli Ekonomi Pembangunan dan Keuangan, drh. Endang Purwaningrum Titi Lestari, mengapresiasi upaya konservasi khususnya di SM Sermo. Lebih lanjut Bupati Kulonprogo mengharapkan adanya pemanfaatan bagi masyarakat, sehingga SM Sermo dapat menjadi sumber kehidupan yang mensejahterakan masyarakat khusunya Desa Hargowilis dan Kokap yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi. Harapannya slogan “Hutan Dapat Mensejahterakan Masyarakat” dapat terwujud.
Keberadaan SM Sermo dapat menjadi multiplayer effect yang dapat mensejahterakan masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya sinergisitas antar UPT yang ada di sekitar waduk sehingga dapat mewujudkan pengelolaan SM Sermo yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Ditambah lagi dengan keberadaan calon bandara yang berlokasi di Kulonprogo membuka peluang meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini perlu diimabngi dengan pengemasan beberapa obyek wisata seperti SM Sermo agar lebih menarik.
Namun demikian, berdasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku, di kawasan SM Sermo hanya diperbolehkan untuk wisata terbatas, sehingga perlu perumusan lebih dalam mengenai mekanisme pemanfaatan kawasan SM Sermo agar masyarakat tidak sekedar menjadi penonton. Melalui kemitraan antara BKSDA Yogyakarta, Pemda DIY, Pemda Kulonprogo, masyarakat dan NGO diharapkan slogan hutan untuk kesejahteraan masyarakat akan terwujud di SM Sermo.
Sumber : Kusmardiastuti, PEH Muda BKSDA Yogyakarta
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0