Saat Si Cantik "Bonita" Mulai Menampakkan Batang Hidungnya

Rabu, 21 Februari 2018

 

Pekanbaru, 21 Februari 2018. Selasa 20 Februari 2018 bisa jadi merupakan pengalaman yang tak terlupakan dalam hidup Tim Rescue Konflik Harimau Sumatera di Kec. Pelangiran Kab. Indragiri Hilir, Prov. Riau. Betapa tidak, selama 120 menit menjadi saat paling mendebarkan dalam hidup karena baru hari ini berhadapan langsung  dengan raja hutan berjarak 3 m, setelah selama  hampir 2 bulan ini sang raja hutan terus di cari.

Berawal dari  kegiatan rutin pagi hari setelah briefing tim oleh ketua regu lapangan Balai Besar KSDA Riau Tommy P Sinambela. Tim meluncur ke lokasi kebun Tembusu blok 68 karena laporan perjumpaan oleh operator alat berat di lokasi tersebut. Tim yang terdiri dari Balai Besar KSDA Riau, Polres Inhil dan Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS)  pada pukul 09.00 WIB sdh tiba di lokasi. Masing masing memakai pengaman diri. Seperti tim deteksi mereka memulai meneliti tiap jejak yang ada di sekitar lokasi.

Kewaspadaan tim di uji, saat jejak jejak harimau mengarah ke hutan greenbelt di sebelah lokasi kebun. Tim gabungan ini di dukung 2 anggota Kepolisian Polsek Pelangiran Polres Inhil yang selalu siaga dengan  2 pucuk senjata pendek dan 1 pucuk senjata panjang selain senjata Organik Polisi Kehutanan Balai Besar KSDA Riau.  Sesaat mereka saling berpandangan seolah saling meminta persetujuan.

Akhirnya seperti digerakkan oleh semangat dan keberanian, Tim melangkah hati hati menerobos hutan melalui jalur lorong lorong setapak.

Sekitar 30- 40 m masuk hutan, degup jantung seluruh anggota seperti berdegup makin kencang. Langkah masing masing nyaris tak bersuara. Hanya kemudian terdengar bisik ketua Tim (Tommy) kepada Aiptu Alwis dan Brigadir Koprinaldi yang bersenjata, seperti memberi isyarat untuk waspada "banyak bekas cakaran di pohon..."

Tidak sampai 5 detik tiba tiba seluruh anggota tim terperanjat, saat suara menggeram "Ggrrrrrauuccchhh" pada jarak 4 meter Harimau yang oleh Tim Rescue diberi nama " Bonita" sudah di hadapan mereka. Semua terpaku tak  bergerak,  tak ada yang bersuara, mata mereka menatap nanar gerak gerik sang Raja Rimba.

Sekilas  sang raja hutan berbungkung seperti siap melompat menerkam. Situasi tak pasti antara akan terbebas atau jadi korban sudah terbayang di kepala masing masing anggota tim. 8 orang Tim  2 diantaranya bersenjata tertutup geraknya oleh Harimau Sumatera. Dalam kondisi genting Aiptu Alwin dari Polsek Pelangiran sempat mengirim pesan kepada Ketua Tim Rescue di Pekanbaru, tak mungkin untuk menimbulkan berisik dengan telpon, sinyal pun tak selalu bersahabat di lokasi.

Ketua Tim Rescue segera menghubungi  Pihak PT. THIP untuk menggerakkan alat berat dan Pasukan Polres yang di BKO pengamanan di lokasi dalam rangka siaga Konflik dan Api.

"Bergerak mundur ke arah tepi jalan perlahan..saya minta bantuan di luar untuk masuk.. bunyikan tembakan ke atas untuk menakuti harimau tersebut"  begitu balasan dari Ketua Tim Rescue untuk menghadapi situasi darurat ini. 

Sementara waktu terus bergerak lambat, 10 menit seperti 10 tahun dalam ketidak pastian.." Kami hanya menatap penuh kehati hatian sambil berdoa." begitu ucap Azwar Hadhibina Nasution salah satu anggota tim medis Balai  Besar KSDA Riau yang ada di lokasi.

Sementara Tim Polres dan pihak perusahaan PT THIP pun tak kalah sibuk untuk menuju TKP.  Normalnya butuh waktu  45  menit dari camp  Eboni ke TKP di tengah  debu pekat. Kendaraan  Trail menderu  memecah keheningan siang itu di blok 68. Sepuluh orang anggota Polres Inhil 20 menit sudah tiba di tepi hutan dengan senjata lengkap.

Kegelisahan Tim yang terkurung Harimau Sumatera tak terkatakan lagi dalam situasi itu. Aiptu Alwin mencoba mengokang senjatanya dan melakukan tembakan ke atas, namun situasi yang mencekam dengan  raja hutan yang semakin mendekat di depan mata, bahkan tak jadi melakukan tembakan karena berfikir justru akan membuat hatimau makin beringas.

Serasa dua tahun berada dalam tekanan yang teramat sangat, akhirnya sayup sayup terdengar suara tembakan ke udara  mengusik keheningan. Raja rimba di depan kami tiba tiba beringsut perlahan lahan mundur menjauh dari kami.

Polres Inhil menunjukkan kapasitas yang luar biasa dalam kasus ini. Keputusan untuk tidak menembak satwa liar Harimau Sumatera  yang telah mengurung Tim Rescue merupakan sikap profesional dan menjadi teladan yang baik dalam standart penanganan konflik satwa liar khususnya Harimau Sumatera dengan manusia.

Plt. Kepala Balai Besar, Suharyono sangat mengapresiasi kerja Tim di lapangan dan menyampaikan salut dan penghargaan yang tinggi kepada jajaran POLRES INHIL dan POLSEK PELANGIRAN. Salut dan terima kasih atas semangat seluruh anggota Tim Rescue Konflik Regu VI, ini menjadi penyemangat dalam rangka penyelamatan dan konservasi Harimau Sumatera dan terutama terimakasih kepada seluruh Tim Rescue Konflik Harimau Sumatera di Inhil.

Sumber : Balai Besar KSDA Riau

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini