Sabtu, 10 Februari 2018
Palu, 10 Februari 2018. Tim gabungan Balai KSDA Sulawesi Tengah (BKSDA Sulteng) dan Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT) sejak tanggal 2 - 10 Februari 2018 berupaya melakukan evakuasi buaya berkalung ban yang sering muncul di sungai palu dan teluk palu. Kegiatan diawali dengan melaksanakan in house training penanganan konflik satwa khususnya buaya dengan tim dari Balai Besar KSDA NTT. Disini tim Balai Besar KSDA NTT memberikan pengalaman penanganan konflik satwa liar di NTT, pengenalan dan persiapan alat, serta simulasi penangkapan buaya. Setelah kegiatan in house training selesai, Balai KSDA Sulawesi Tengah juga membentuk tim untuk melakukan inventarisasi populasi buaya muara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan jumlah populasi buaya muara dan penyebarannya serta upaya perlindungan yang mungkin perlu untuk dilakukan terhadap buaya muara tersebut. Tim gabungan ini dinamai Satgas Buaya BKSDA Sulteng dengan jumlah personil 18 orang.
Keesokan harinya tim gabungan melakukan pemantauan buaya berkalung ban dari pagi sampai malam hari di sungai palu dan teluk palu dengan menggunakan perahu dan speedboat serta berjalan kaki, namun target/buaya berkalung ban tidak muncul. Pada hari selasa tanggal 6 Februari 2018, buaya sempat muncul di aerea teluk palu, tim gabungan langsung memasang jaring di area tersebut namun belum berhasil menangkap buayanya. Keesokan harinya (Rabu, 7 Februari 2018), buaya kembali terlihat di area teluk palu komodo. Tim kembali memasang jaring, snar bite dan perangkap besi namun lagi-lagi belum berhasil mengevakuasi buaya berkalung ban tersebut. Balai KSDA Sulawesi Tengah akan terus memantau buaya berkalung ban dan buaya muara lainnya yang ada di sungai palu dan area teluk palu.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya evakuasi antara lain buaya berkalung ban ini muncul ke permukaan air laut hanya sebentar, sehingga tim kesulitan mengetahui keberadaanya; jaring yang digunakan pendek untuk melakukan evakuasi di laut teluk palu; angin dan ombak yang besar serta arus sungai palu yang cukup deras; banyaknya masyarakat yang menonton di sekitar lokasi keberadaan buaya dan papan himbauan yang dipasang hilang/rusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sumber : Balai KSDA Sulawesi Tengah
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0