Dukungan Adat Untuk Program Kemitraan-TN Bentarum

Jumat, 09 Februari 2018

Putussibau, 8 Februari 2018. Hutan beserta segala organisme yang ada di dalamnya hanya sekali saja diciptakan Tuhan, karenanya menjadi kewajiban bagi masyarakat sekitar hutan untuk menjaganya. Hal ini ditegaskan oleh Tumenggung Dayak Kayan Mendalam, Yusup Yosep saat memberikan sambutan pada acara “Pemutaran Video dan Dialog Interaktif Dengan Masyarakat Dalam Rangka Pembinaan Dan Penyadartahuan Masyarakat Di Desa Sekitar Hutan TNBKDS” program Kemitraan-TN Bentarum kerjasama pemerintah Indonesia dan Norwegia melalui skema REDD+ di Balai adat Dusun Nanga Hovat, Kamis (7/2). Menurut Yosep, keberadaan Kawasan hutan memberikan jaminan penghidupan bagi masyarakat khususnya warga Dusun Nanga Hovat yang merupakan pemukiman terdekat dari Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TN Bentarum).

“Hutan hanya diciptakan satu kali saja oleh Tuhan, karenanya masyarakat khususnya Dusun Nanga Hovat yang paling dekat dengan hutan harus menjaganya dari kerusakan” tegasnya.

Lebih lanjut, Yosep yang merupakan pimpinan adat tertinggi bagi masyarakat adat Dayak Kayan di DAS Mendalam ini menceritakan bagaimana orang tua terdahulu sangat menjaga hutannya. Salah satunya dengan tidak menangkap anak-anak ikan yang masih kecil.

“Dulu tidak ada yang namanya menyetrum ikan, banyak ikan melimpah dan mudah didapatkan, sekarang udah susah” tuturnya. Karenanya, sebagai tumenggung adat Dayak Kayan di DAS Mendalam, Yosep mendukung upaya yang dilakukan oleh Kemitraan (Lembaga konservasi) dan TN Bentarum salah satunya dengan penayangan video dan film tentang kebakaran hutan dan lahan.

“Sebagai pimpinan adat saya berharap ibu-ibu dan bapak-bapak bias menjaga hutan kita dari para perusak hutan, dari kebakaran dan penyentrum ikan” jelasnya.

Senada dengan Tumenggung Kayan, Kepala Adat Dayak Bukat Mendalam, Petrus Narock dalam sambutannya juga mendukung upaya yang telah dilakukan oleh TN Bentarum dan Lembaga Kemitraan dalam rangka mengedukasi serta memberikan pemahaman penyebab dan dampak kebakaran hutan bagi masyarakat sekitarnya.

“Bagus sekali, sekali lagi kami masyarakat Nanga Hovat mendukunglah apa yang sudah dilakukan TNBK dan Kemitraan bagi warga disini bagaimana mengantisipasi dan menghadapi kebakaran hutan” tegasnya. Narock berharap ke depan program-program edukasi seperti ini harus terus dilakukan oleh TN Bentarum khususnya upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kami berharap TNBK bisa juga membuat program bagaimana meningkatkan kesejahteraan kami disini karena kami merupakan desa terdekat sebagai penjaga TNBK”harapnya.

Pemutaran video dan dialog interaktif tentang kebakaran hutan dan lahan merupakan kali ketiga yang dilakukan oleh kolaborasi Lembaga Kemitraan dan TN Bentarum setelah sebelumnya di laksanakan di Desa Vega Kawasan TN Danau Sentarum dan Desa Mensiau di Embaloh Hulu. Kerjasama ini merupakan implementasi kesepakatan program REDD+ antara pemerintah Indonesia dan Norwegia. Selain pemutaran video dilakukan juga peluang kerjasama dukungan peningkatan sarana edukasi di nanga Hovat serta pengembangan fasilitas stasiun riset Orangutan di Mentibat Kawasan TN Bentarum.

Sumber : Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TN Bentarum)

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini