Status Populasi dan Habitat Macan Tutul Jawa kembali Di Evaluasi

Kamis, 01 Februari 2018

Banten (1/2/2018). Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Direktorat Jenderal KSDAE bekerjasama dengan Taman Safari Indonesia dan Persatuan Kebun Binatang Se-Indonesia didukung oleh IUCN-SSC dan mitra-mitra terkait menyelenggarakan Workshop Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas). Workshop ini diselenggarakan pada tanggal 30 Januari – 2 Februari 2018 di Aviary Hotel, Bintaro, Banten. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh UPT lingkup Direktorat Jenderal KSDAE yang memiliki habitat Macan Tutul Jawa di wilayahnya, anggota Forum Macan Tutul Jawa (FORMATA), perwakilan KPH Perhutani, akademisi, anggota PKBSI, perwakilan kebun binatang di luar negeri yang memiliki Macan Tutul Jawa, mitra LSM dan peneliti serta pemerhati Macan Tutul Jawa.

Macan Tutul Jawa merupakan salah satu satwa dilindungi di Indonesia. Arahan pengelolaan satwa jenis ini telah disusun di dalam dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konsevasi (SRAK) Macan Tutul Jawa periode tahun 2016-2026 melalui Peraturan Menteri LHK NOMOR P.56/Menlhk/Kum.1/2016. Workshop ini bertujuan untuk menganalisa dan memperbaharui kembali sebaran, kondisi populasi dan habitat Macan Tutul Jawa dengan data dan informasi dari para pengelola kawasan dan peneliti serta pemerhati. Sebaran satwa ini mulai dari provinsi Banten hingga kawasan TN Alas Purwo, Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian di dalam dokumen SRAK Macan Tutul telah terjadi kepunahan lokal di beberapa habitat yang pernah dijumpai keberadaan Macan Tutul terutama di kawasan hutan produksi.
Ancaman terhadap kelestarian satwa ini semakin meningkat di habitatnya. Salah satu bentuk ancaman yang saat ini terjadi adalah kejadian konflik dengan masyarakat. Kejadian konflik ini berdasarkan paparan dari narasumber pada workshop ini sebagai akibat dari semakin terdesaknya keberadaan Macan Tutul Jawa di dalam habitatnya. Alih fungsi lahan berhutan menjadi perkebunan, fragmentasi habitat sebagai dampak dari pembangunan infrastruktur dan perburuan yang masih terjadi di beberapa habitatnya menjadi faktor yang menjadikan ancaman kelestarian satwa ini semakin meningkat.
Di dalam workshop ini peserta dibagi menjadi empat grup untuk mendiskusikan beberapa topik diantaranya Protokol survey, Pengelolaan dan penyelamatan Macan Tutul berada di luar habitatnya, MItigasi konflik dan perburuan liar, Integrasi pengelolaan populasi dan habitat pada tiga jenis hutan yang berbeda bersama pengelola kawasan. Pada akhir workshop disusun rekomendasi yang diperoleh dari masing-masing grup sebagai bahan masukan dan pemutakhiran pengelolaan Macan Tutul Jawa di Indonesia. Selain itu, juga dibahas mengenai peran eksitu (lembaga konservasi) dalam upaya konservasi satwa ini yang berada di luar habitatnya.
Sumber: Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 1

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini