Sintang, 30 Januari 2018, Bertempat di kantor Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) melakukan rapat evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan (RKT) kerjasama Pelepasliaran (Re-introduksi ) dan monitoring serta penyadartahuan masyarakat tentang perlindungan orangutan dan satwa liar lainnya di kawasan TNBBBR pada tahun 2017 sekaligus melakukan pembahasan RKT tahun 2018. Evaluasi terkait dengan pencapaian kegiatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan untuk mengukur capaian kerja tahunan dan bahan perbaikan bagi pelaksanaan kegiatan di tahun 2018. Beberapa kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan dalam kerangka kerjasama pada tahun 2017 antara lain :
- Pembangunan infrastruktur pendukung berupa :
- Pembangunan fasilitas stasiun riset (camp) di Teluk Ribas pada Bulan Maret s/d Mei 2017 dan fasilitas pendukung lainnya seperti kandang habituasi pada Bulan Nopember 2017.
- Rekrutmen/training /pengembangan kapasitas staf, berupa rekrutmen staf sebanyak 28 (dua puluh delapan) orang lokal dari dua desa penyangga yaitu dari Desa Mawang Mentatai dan Desa Nusa Poring, serta pelatihan staf lokal YIARI.
- Pelepasliaran dan monitoring orangutan pasca pelepasliaran, YIARI bersama TNBBBR pada tahun 2017 telah berhasil melepasliarkan sebanyak 10 individu orangutan di kawasan TNBBBR.
- Inventarisasi jenis tumbuhan dan satwa, YIARI melakukan pembuatan transek dan jalur sensus satwa dan plot phenology untuk mendata pohon pakan orangutan dan satwaliar di lokasi pelepasliaran.
- Edukasi penyadartahuan masyarakat dan audiensi dengan instansi terkait. Dukungan pihak YIARI berupa materi dan tenaga pelayanan dalam pelaksanaan pameran Indogreen dan kegiatan pembentukan kader konservasi.
- Penguatan Kelembagaan, Pengembangan Kapasitas/Pemberdayaan Masyarakat di 2 (dua) Desa Penyangga dan Staff YIARI serta TNBBBR.
- Kegiatan monitoring dan evaluasi Kegiatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan dan tahunan.
Beberapa kendala yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan yang dikerjasamakan di tahun 2017 antara lain :
- Pemilihan lokasi pelepasliaran yang sesuai daya dukung, dengan berjalannya waktu lokasi camp yang ada akan semakin jauh jaraknya dengan lokasi rilis orangutan terkait dengan daya dukung lokasi dimana rilis akan dilakukan semakin jauh ke lokasi yang memiliki daya dukungnya orangutan yang masih tinggi supaya tidak terjadi overpopulasi di lokasi sebelumnya. Sehingga keberadaan camp sementara untuk kegiatan rilis dan monitoring paska pelepasliaran orangutan dibutuhkan untuk mengakomodir hal tersebut.
- Faktor alam di lokasi pelepasliaran yang tidak dapat diprediksi dapat menghambat proses pelepasliaran orangutan dan kegiatan monitoring orangutan rehabilitasi paska pelepasliaran;
- Audensi dengan pihak terkait kegiatan penanganan dan pencegahan penyakit zoonosis di lingkungan desa penyangga akan coba dicarikan jalan keluar dan solusi bersama oleh TNBBBR dan YIARI dengan melibatkan “stakeholder”
- Pertanian organik belum menunjukan hasil yang memuaskan akibat hama penyakit, banjir dan kondisi tanah yang memerlukan perlakuan khusus. Sehingga kedepannya akan di coba teknik pertanian organik yang sesuai dengan kondisi di lapangan salah satunya melalui pendekan personal dan bertukar informasi mengenai pertanian dengan petani setempat.
Pembahasan draft RKT kerjasama TNBBBR dan YIARI tahun 2018, menghasilkan beberapa poin yang dituangkan menjadi RKT tahun 2018 seperti berikut:
- Keberlanjutan kegiatan pelepasliaran dan monitoring orangutan paska pelepasliaran di wilayah Resort Mentatai SPTN I Nanga Pinoh tahun 2018;
- Pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan pelepasliaran orangutan seperti rencana penambahan 4 (empat) camp sementara mengunakan terpal/tenda untuk memudahkan rilis dan monitoring orangutan dilokasi pelepasliaran baru, pengadaan perahu klotok untuk mobilisasi orangutan, staf dan logistik;
- Pembuatan plot vegetasi, inventarisasi dan monitoring phenology pakan orangutan, serta inventarisasi satwa.
- Kegiatan edukasi dan penyadartahuan masyarakat dan audiensi dengan instansi terkait;
- Pengembangan kapasitas/pemberdayaan masyarakat rencananya akan dilakukan melalui pertanian organik, pengembangan produk HHBK seperti kerajinan tangan dari rotan, dan pembuatan demplot kolam pengembang biakan ikan semah yang memiliki nilai ekonomi tinggi;
- Serta akan dilaksanakannya kegiatan berbasis SMART Patrol di Resort Mentatai SPTN wilayah I Nanga Pinoh untuk mendukung perlindungan habitat dan kelestarian satwa khususnya orangutan.
Kepala Balai TNBBBR berharap kedepannya TNBBBR akan jadi pusat perhatian dunia dan pemerhati orangutan khususnya, mengingat kawasan ini sebagai salah satu pusat lokasi pelepasliaran orangutan di Kalimantan dan TNBBBR dapat memberi manfaat optimal bagi masyarakat.
Sumber: TN Bukit Baka Bukit Raya