Jumat, 26 Januari 2018
Pontianak, 26 Januari 2018. Baru-baru ini kembali viral postingan berita lama terkait satwa singa (Panthera leo) yang ada di Sinka Zoo. Sebenarnya berita yang sama tersebut pernah diklarifikasi oleh Balai KSDA Kalbar pada tanggal 20 Nopember 2017 yang lalu melalui beberapa media cetak, maupun media masa lainnya. Entah kenapa berita tersebut saat ini 25/1/2018 kembali di viralkan oleh seseorang melalui akun media sosial facebook. Dalam postingan tersebut yang bersangkutan meminta pembaca untuk menyebarluaskan berita tanpa klarifikasi terlebih dahulu, walaupun sudah banyak yang menanggapi bahwa berita tersebut sudah pernah di klarifikasi oleh Balai KSDA Kalbar maupun pihak Sinka Zoo.
Terhadap berita tersebut, kembali kami mengklarifikasi bahwa satwa singa dimaksud telah over-aged/ melebihi usia maksimal (saat ini berusia lebih dari 21 tahun) di mana usia maksimalnya singa di alam hanya dapat bertahan sampai usia 15 tahun dan apabila dipelihara dikandang usianya dapat mencapai 20 tahun. Berdasarkan pemeriksaan tim dengan dokter hewan, mengingat usianya satwa singa tersebut saat ini juga sudah sering mengalami sakit-sakitan sehingga nafsu makan menurun, sehingga berkontribusi pada penurunan berat badan dan akhirnya menjadi kurus. Sedangkan individu singa yang lain dengan usia lebih muda memiliki berat badan yg normal (gambar terlampir). Atas kondisi satwa tersebut, Balai KSDA Kalbar menyarankan pada pihak manajemen Sinka Zoo untuk tidak lagi menampilkan satwa singa tersebut kepada pengunjung sehari-hari. Satwa tersebut karena sudah dikategorikan afkir agar lebih baik dipelihara terpisah.
Pada awal bulan Desember 2017, Balai KSDA Kalbar telah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Sinka Zoo, tidak hanya pada satwa tertentu yang di monitoring dan dievaluasi namun secara menyeluruh terhadap manajemen Sinka Zoo itu sendiri. Dari hasil monitoring tersebut terdapat beberapa rekomendasi dari tim di antaranya Sinka Zoo diharapkan dapat mengelola (memelihara, merawat, memperbanyak dan mengembangbiakan) jenis satwa liar sesuai dengan etika dan kesejahteraan satwa; Mempekerjakan tenaga ahli sesuai dengan bidangnya; perlu adanya pelatihan peningkatan kapasitas bagi dokter sebagai tenaga medis satwa, perawat satwa (animal keeper) serta bagi tenaga administrator. Apabila dimungkinkan dilakukan study banding bagi tim pengelola ke lembaga konservasi lain di luar wilayah Kalimantan Barat. Diharapkan dokter hewan yang ada dapat melakukan pemeriksaan kesehatan satwa secara regular dan melakukan pencegahan penularan penyakit dengan memperhatikan sanitasi sekitar kandang pemeliharaan. Pada prinsipnya Balai KSDA Kalbar akan terus mendorong manajemen Sinka Zoo untuk dapat melakukan pembenahan-pembenahan di setiap bagian, baik dari kesejahteraan satwa, sarana prasarana, serta sumber daya manusia pengelolanya. Mengingat Kalimantan Barat hanya mempunyai 1 (satu) lembaga konservasi berbentuk taman satwa, sehingga sangat diperlukan dalam upaya konservasi ex situ bagi satwa-satwa khususnya satwa-satwa yang dilindungi.
Kata Kuncinya “sebenarnya tempat yang tepat bagi satwa liar adalah di hutan sebagai habitat alaminya bukan di kandang seperti yang saat ini sering kita lihat”. Menjaga Hutan dan isinya termasuk satwa di dalamnya menjadi tugas kita bersama, mari kita kembali meningkatkan kepedulian kita terhadap hal tersebut untuk kelangsungan hidup yang lebih baik.
Sumber : Balai KSDA Kalimantan Barat
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0