Lewat Medsos, BKSDA Sumsel Tertibkan Perdagangan Anggrek

Rabu, 17 Januari 2018

Lahat, 16 Januari 2018. Media sosial kembali menjadi sarana yang efektif bagi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan dalam memantau peredaran dan kepemilikan tumbuhan dan satwa liar. Melalui aktivitas pemantauan media sosial yang dilakukan oleh Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Lahat diperoleh informasi perdagangan anggrek alam dari Kota Pagar Alam. Setelah dilakukan penelusuran lapangan diperoleh informasi mengenai lokasi penjual yang berlokasi di Desa Rempasai, Kota Pagar Alam.

Melalui komunikasi dengan penjual yang berasal dr Desa Rempasai, Kota Pagar alam tersebut bahwa perdagangan anggrek yang dilakukannya bukan merupakan jaringan dan hanya pedagang tunggal yang menjual anggrek yang diperoleh dari alam langsung tanpa melalui pengembangan dalam demplot. Aktivitas penjualan tersebut telah berlangsung selama 1 bulan melalui pemasaran online ke beberapa daerah yaitu Jakarta, Jogjakarta dan Surabaya dengan dominasi pengiriman ke Jogjakarta. Dalam sebulan pengiriman dilakukan sebanyak 36 kg dengan rincian 3 kali per minggu dengan sekali pengiriman seberat 3 kg.

Jenis dominan yang diperjualbelikan secara online adalah jenis Vanda hepola dan Vanda putida (vanda ukuran besar 2 kg per batang dan ukuran kecil per kg sebanyak 3 batang). Artinya apabila tidak segera dihentikan maka eksploitasi anggrek alam jenis vanda tersebut berkisar 18 batang (ukuran besar) atau 108 batang (ukuran kecil) akan sangat mengancam keberadaan anggrek tersebut di alam. Jenis-jenis lain selain vanda juga dieksploitasi tetapi sekedar sebagai bonus untuk pembelian anggrek jenis vanda. Anggrek-anggrek yang belum dikirim oleh penjual tersebut diserahkan oleh pihak SKW II Lahat dan didistribusikan di demplot pengembangan anggrek yang berada di 3 lokasi yaitu Kota Pagar Alam, Desa Karang Panggung-Kec Selangit, dan Kota Lahat untuk dikembangbiakkan sebelum direintroduksi ke habitatnya.

BKSDA Sumatera Selatan akan terus berupaya menertibkan peredaran dan perdagangan anggrek alam yang dilakukan dengan mengeksploitasi langsung dari alam untuk mencegah kepunahan keanekaragaman anggrek di alam.

Sumber : Balai KSDA Sumatera Selatan

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini