Minggu, 14 Januari 2018
Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, 10 Januari 2018. Melanjutkan kampanye #OrangutanFreedom yang menargetkan pelepasliaran sebanyak mungkin orangutan ke hutan alami dan ke pulau-pulau pra-pelepasliaran sejak tahun 2017 lalu, sekaligus memperingati Hari Sejuta Pohon Sedunia, Yayasan BOS bersama BKSDA Kalimantan Tengah dan Balai TNBBBR hari ini melepasliarkan 4 orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF di Nyaru Menteng ke habitat alami mereka di Hutan TNBBBR, Kabupaten Katingan.
Keempat orangutan yang terdiri dari 2 jantan dan 2 betina, seperti pelepasliaran-pelepasliaran sebelumnya, akan dibawa melalui perjalanan darat dan sungai selama kurang lebih 10-12 jam dari Nyaru Menteng ke titik-titik yang telah ditentukan di TNBBBR.
Dr. Ir. Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan, “Empat orangutan ini sebenarnya kami rencanakan untuk dilepasliarkan tahun lalu, namun karena satu dan lain hal, mereka baru bisa kami lepasliarkan sekarang. Sementara itu, menunda pelepasliaran mereka lebih lama lagi bukan pilihan yang tepat. Oleh karenanya, kami putuskan untuk melepasliarkan mereka kali ini. Masih ada ratusan orangutan lain menanti di pusat rehabilitasi kami di Nyaru Menteng. Untuk mempercepat proses persiapan pelepasliaran, kami menyiapkan sejumlah pulau pra-pelepasliaran untuk membiasakan para orangutan hidup di lingkungan yang menyerupai hutan alami.
Perlu diingat bahwa rehabilitasi adalah proses yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Orangutan tidak serta-merta bisa kita lepasliarkan di hutan, mereka butuh waktu lama mengasah keterampilan bertahan hidup di hutan. Tidak hanya waktu, namun biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit. Karenanya, untuk bisa menyukseskan pelestarian orangutan dan habitatnya, kita semua perlu bekerja sama. Kami tidak bisa mengerjakannya sendirian. Selain dilindungi Undang-undang, orangutan sebagai kerabat terdekat manusia juga berperan penting membantu regenerasi hutan. Kondisi ini membuat kita wajib bekerja keras melestarikan keberadaan mereka. Mari kita bersama-sama menjaga orangutan dan hutan yang masih tersisa, karena hutan yang lestari dan terlindungi, adalah faktor penting bagi kualitas hidup manusia. Di tahun yang baru, mari kita susun harapan baru.”
Ir. Adib Gunawan, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, mengatakan, “Upaya pelepasliaran orangutan kembali ke habitat alaminya harus terus berjalan karena masih ada ratusan orangutan yang saat ini berada di pusat-pusat rehabilitasi. Dan bertepatan dengan peringatan Hari Sejuta Pohon Sedunia, BKSDA Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Yayasan BOS, Balai TNBBBR, dan USAID Lestari kembali melepasliarkan orangutan dari Nyaru Menteng ke hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kabupaten Katingan. Kami menyambut baik sepenuhnya upaya kerja sama ini.
Seperti visi strategi dan rencana aksi konservasi orangutan, yaitu terjaminnya keberlanjutan populais orangutan dan habitatnya melalui kemitraan para pihak, kita juga perlu bersama-sama melakukan upaya proteksi habitat dan satwa liar yang masih tersisa secara berkelanjutan. Semua pihak termasuk anggota masyarakat dapat menyumbang peran untuk mewujudkan hal ini. Silakan laporkan kepada kami setiap kali Anda melihat ada pelanggaran atau tindakan ilegal terkait kekayaan alam atau lingkungan hidup. Mari kita bersama jaga lingkungan hidup yang kaya dan mewariskannya kepada anak cucu kita.”
Ir. Heru Raharjo, M.P., Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, juga menyampaikan, “Kami selaku penanggung jawab dan pengelola Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya mengapresiasi atas kerjasama yang telah dibangun antara Yayasan BOS, BKSDA Kalimantan Tengah, dan USAID Lestari dalam kegiatan pelepasliaran Orangutan di TNBBBR, yang sampai saat ini berhasil melepasliarkan 75 individu orangutan ke habitat alaminya. Dengan banyaknya Orangutan yang bisa hidup bebas kembali di hutan, berarti menunjukkan capaian yang besar terhadap upaya konservasi salah satu spesies kera besar yang dilindungi ini. Kami bersama-sama seluruh pemangku kepentingan yang terlibat berupaya maksimal agar semua Orangutan yang dilepasliarkan di TNBBBR mendapat hidup alami yang layak, serta membentuk populasi liar baru dan terus berkembang.”
Kegiatan pelepasliaran ini selain melibatkan TNBBBR, Yayasan BOS, dan BKSDA Kalimantan Tengah, juga melibatkan USAID LESTARI yang telah berkomitmen mendukung secara aktif program pelepasliaran Orangutan di kawasan TNBBBR sampai dengan tahun 2018.
Rosenda Chandra Kasih, USAID LESTARI Kalimantan Tengah Landscape Coordinator mengatakan, “Dukungan dari USAID LESTARI terhadap kegiatan pelepasliaran ini dengan tujuan menciptakan populasi liar baru orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya adalah wujud dari salah satu visi kami untuk melestarikan keanekaragaman hayati di hutan yang memiliki kekayaan sumber daya alam.
Kita semua paham bahwa orangutan merupakan spesies yang status konservasinya kini dinyatakan ‘sangat terancam punah’ oleh IUCN. Menilik pentingnya orangutan dalam proses alami regenerasi hutan, kita wajib mencegah kepunahan mereka, dan ini adalah tugas kita semua.”
Untuk mendukung kesuksesan upaya konservasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, Yayasan BOS selalu bekerja sama erat dengan Pemerintah Indonesia di semua tingkat: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Katingan, BKSDA Kalimantan Tengah, dan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
Yayasan BOS juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan sejumlah mitra lain seperti masyarakat Kabupaten Katingan, donor perseorangan, organisasi-organisasi mitra seperti PT. Cometa International, serta Zoos Victoria dan Commonwealth of Australia yang telah memberikan dukungan melalui Department of Environmental and Energy, dan organisasi konservasi di seluruh dunia. Yayasan BOS juga sangat berterima kasih atas dukungan seluruh pihak atas dukungan dan kontribusinya dalam memastikan tercapainya upaya konservasi dan pelestarian alam di Indonesia.
Kontak:
Paulina Laurensia Ela
Spesialis Komunikasi
Email: pauline@orangutan.or.id
Mobile: +62 813 4733 7003
Monterado Fridman (Agung)
Koordinator Divisi Komunikasi dan Edukasi Nyaru Menteng
Email: agungm@orangutan.or.id
Mobile: +62 811 523 9918
Rosenda Chandra Kasih
USAID LESTARI Kalimantan Tengah Landscape Coordinator
Email: rosenda.kasih@lestari-Indonesia.org
Mobile: +62 811 529 533
**************************************************
Catatan Editor:
TENTANG BOS FOUNDATION (YAYASAN BOS)
Didirikan pada 1991, Yayasan BOS adalah sebuah organisasi non-profit Indonesia yang didedikasikan untuk konservasi orangutan Borneo dan habitatnya, bekerja sama dengan masyarakat setempat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan organisasi mitra internasional.
Yayasan BOS saat ini merawat hampir 600 orangutan dengan dukungan 443 karyawan yang berdedikasi tinggi, serta juga para ahli di bidang primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, komunikasi, edukasi, dan kesehatan orangutan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.orangutan.or.id.
TENTANG PELEPASLIARAN
Sejak 2012, Yayasan BOS sampai hari ini telah melepasliarkan 330 orangutan ke 3 situs pelepasliaran di Kalimantan Tengah (Hutan Lindung Bukit Batikap dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya) dan Timur (Hutan Kehje Sewen).
Pelepasliaran ini adalah yang ke-8 kalinya dilakukan oleh Yayasan BOS di TNBBBR sejak pertama kalinya di bulan Agustus tahun 2016. Dengan ini, jumlah orangutan yang dilepasliarkan di TNBBBR menjadi 75 individu.
TENTANG USAID LESTARI
Proyek USAID LESTARI adalah sebuah proyek kerjasama Pemerintah Amerika Serikat dengan Pemerintah Republik Indonesia. USAID LESTARI mendukung upaya Pemerintah Republik Indonesia (RI) menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), meningkatkan pelestarian keanekaragaman hayati di ekosistem hutan dan mangrove yang bernilai konservasi tinggi serta kaya simpanan karbon.
USAID LESTARI bekerja di enam lanskap yang berciri sama yaitu memiliki wilayah hutan primer utuh, cadangan karbon tinggi, yang kaya akan keanekaragaman hayati. Lanskap tersebut berlokasi di Aceh (Lanskap Leuser), di Kalimantan Tengah (Lanskap Katingan-Kahayan), dan Papua (Lanskap Lorentz Lowlands, Mappi-Bouven Digoel, Sarmi dan Cyclops).
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0