Selasa, 09 Januari 2018
Mataram, 9 Januari 2018. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) pada hari Kamis, 28 Desember 2017 mengadakan rapat koordinasi penutupan jalur pendakian bertempat di ruang pertemuan kecamatan Sembalun Lombok Timur. Kegiatan rapat koordinasi tersebut dihadiri Camat Sembalun, Danramil Sembalun, Kapolsek Sembalun, staf Dinas Pariwisata kab. Lombok Utara, staf pemerintahan desa Sembalun, Sembalun Lawang dan Sajang, Forum guide dan porter, para pelaku wisata (Trekking Organizer, guide dan porter) disekitar resort Sembalun, serta staf BTNGR.
Kegiatan rapat koordinasi ini diadakan dengan tujuan untuk menyampaikan Informasi penutupan jalur pendakian TNGR yang dilakukan mulai tanggal 01 Januari s.d 31 Maret 2018 kepada instansi mitra BTNGR dan para pelaku wisata serta menggali saran masukan serta kritik membangun untuk pengelolaan pendakian yang lebih baik ditahun 2018. Pada rapat koordinasi tersebut terdapat beberapa poin yang menjadi perhatian yaitu permasalahan sampah masih menjadi permasalahan utama pendakian yang harus diselesaikan ditahun 2018. Beberapa upaya telah dilakukan oleh Balai TNGR bersama mitra serta masyarakat namun hasilnya masih belum maksimal. Menurut peserta rapat Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah diantaranya : masih kurangnya kesadaran pengunjung dan pelaku wisata, belum adanya TPS/TPA di Sembalun sehingga sampah yang sudah dibawa turun tidak dapat dikelola dengan baik dibawah dan menjadi permasalahan baru, selain itu masih belum maksimalnya pengawasan yang dilakukan petugas TNGR.
Rapat berjalan dengan baik, terdapat beberapa saran dan masukan dari para peserta rapat mengenai perlu adanya penjagaan yang ketat dari petugas baik dipintu masuk pendakian, pos-pos peristirahatan maupun areal camping ground. Apabila memungkinkan secara aturan agar Balai TNGR dapat mengalokasikan lokasi untuk TPS/TPA di Sembalun. Selain itu perlu upaya untuk meminimalisir penggunaan plastik maupun bahan anorganik lainnya yang berpotensi sampah dan mengganti wadah makanan dengan wadah yang reuseable contoh tupperware. Selain itu perlunya BTNGR dapat melakukan perbaikan jalur pendakian selama penutupan jalur karena sebagian jalur trek sudah banyak yg mengalami erosi/tergerus akibat aktivitas lalu lalang pengunjung dan di sekitar lokasi cemara siu terdapat pohon yang akan tumbang dan dikhawatirkan dapat membahayakan pengunjung.
Sumber : Balai TN Gunung Rinjani
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0