Sabtu, 23 Desember 2017
Banda Aceh (23/12/17). Direktur Kawasan Konservasi, Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Suyatno Sukandar, melakukan pelepasliaran Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Pusat Reintroduksi Orangutan Sumatera di TWA/CA Jantho, Aceh Besar, Provinsi Aceh, pada hari Jumat, 22 Desember 2017, bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu. Pelepasliaran orangutan sumatera dilakukan ditengah kegiatan Kemah Konservasi Alam yang diadakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, yang diikuti oleh para Jurnalis yang tergabung dalam Grup Media Konservasi Aceh, Kader Konservasi BKSDA Aceh, dan staf BKSDA Aceh.
Orangutan yang dilepasliarkan berjenis kelamin betina yang diberi nama Diana. Orangutan berumur sekitar 9 tahun ini merupakan orangutan sitaan dari Aceh Besar tahun 2015 yang lalu, dan telah melewati proses rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan di Batumbelin, Sibolangit, Sumatera Utara. Sejak dioperasikan pertama kali tahun 2010 yang lalu, sudah ada 102 individu yang dilepasliarkan di Jantho dengan tingkat keberbasilan mencapai 90 persen. Bahkan dari orangutan sumatera yang dilepasliarkan, telah berkembang biang sekurangnya 2 individu pada tahun 2017 ini.
Suyatno Sukandar, Direktur Kawasan Konservasi dalam keterangannya di depan berbagai media menerangkan bahwa konservasi memiliki tugas sakral yang tidak hanya untuk melestarikan satwa liar, namun juga untuk kepentingan masa depan umat manusia. Untuk itu, upaya penyadartahuan masyarakat untuk terlibat dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati, harus terus dilakukan untuk memastikan bahwa konservasi berjalan dengan baik.
Pak Yatno, demikian ia biasa dipanggil, menegaskan bahwa tidak seharusnya masyarakat memelihara satwa liar dilindungi, selain karena melanggar undang-undang, juga akan mengancam kelestarian satwa tersebut, sebagaimana yang terjadi pada jenis orangutan. Sehingga, program reintroduksi orangutan sebagaimana di Jantho ini merupakan program yang sangat penting dan harus didukung, untuk meliarkan kembali orangutan sumatera yang dipelihara masyarakat. TWA/CA Jantho sendiri yang tersambung dengan Hutan Lindung Panca dan Tangse sebagai bagian Ekosistem Ulumasen, merupakan habitat yang sangat ideal untuk orangutan sumatera, dengan daya dukung (carrying capacity) yang cukup besar, sehingga layak untuk hidup ratusan bahkan ribuan orangutan.
Sumber: Sapto (BKSDA Aceh)
Foto: @junaidi_hanafiah
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0