Rabu, 13 Desember 2017
Putussibau, 11 Desember 2017- Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Kapuas Hulu, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (Dirjen PSKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Supriyanto menyempatkan diri mengunjungi kawasan Danau Sentarum. Dalam kesempatan itu Bambang menyerahkan secara simbolis bantuan bibit ikan arwana dari Balai besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) untuk dibudidayakan masyarakat sekitar. Program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di kawasan Danau Sentarum selama ini memang dirancang tidak hanya bertujuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat sekitar namun juga menyadarkan masyarakat akan pentingnya pelestarian sumberdaya alam. “Sungguh daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti madu, ikan air tawar, dan hasil hutan bukan kayu lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk sebesar – besarnya kemakmuran masyarakat sekitar” tuturnya.
Populasi ikan arwana di danau terbesar di Kalimantan ini terus mengalami penurunan akibat penangkapan yang massif. Danau Sentarum merupakan habitat asli ikan bernama latin Scleropages formosus ini. Inisiatif untuk melakukan budidaya Arwana melibatkan masyarakat dilakukan BBTNBKDS untuk mengembalikan populasi ikan yang terkenal mahal di pasaran sebagai ikan hias dan pembawa keberuntungan. Dirjen PSKL dalam sambutannya mengatakan bahwa yang dilakukan oleh BBTNBKDS ini merupakan hal yang inovatif. “Baru pertama kali saya mendengar tentang konsep perguliran dan perbesaran ikan arwana, saya apresiasi setinggi – tingginya kepada BBTNBKDS atas program – program pemberdayaan yang sangat berguna bagi masyarakat khususnya masyarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi” ucap Bambang.
Selain memberikan bibit ikan Arwana, Dirjen PSKL juga mengunjungi Rumah Produksi Madu Hutan Organik Koperasi Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS) di Semangit, Dusun Batu Rawan, Desa Nanga Leboyan Kecamatan Selimbau. Dalam sambutannya mantan Kepala Biro Perencanaan KLHK ini menilai kualitas madu hutan organik dari Kapuas Hulu merupakan salah satu madu terbaik yang ada di Indonesia. Didampingi Kepala Balai Besar TNBKDS, Arief Mahmud, Dirjen PSKL diajak untuk mengamati proses pembuatan madu organik yang dilakukan petani madu kelompok APDS. Arief menjelaskan bahwa APDS merupakan salah satu penerima bantuan dana dari Badan Layanan Umum P2H KLHK khusus untuk budidaya madu. “BBTNBKDS pada tahun 2018 berencana memberikan bantuan alat – alat pendukung pemanenan madu seperti sarung tangan, jaket khusus panen madu dan lain – lain” tegas Arief di depan rombongan Ditjen PSKL.
Kesinambungan produksi madu hutan di Semangit kawasan Danau sentarum merupakan hasil dari system pemanenan yang menerapkan prinsip konservasi/pelestarian. Presiden APDS Basriwadi mengungkapkan bahwa APDS sedang bersiap menyambut panen madu ke tiga dalam tahun ini. Hasil perhitungan APDS dan Tim memperkirakan bahwa panen raya madu ini bisa terjadi pada minggu keempat bulan Desember. “madu sejumlah 6 ton siap dipanen, produktivitas madu yang cukup tinggi tidak lepas dari keberadaan pihak BBTNBKDS dalam membantu menjaga hutan yang ada, maka kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya “ tegas Bariswadi.
Semangit adalah daerah penyangga kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Daerah ini merupakan salah satu sentra penghasil madu hutan organik di Kapuas Hulu yang terdiri dari 15 Periau (petani madu) dan tersebar di Kawasan TNDS dengan produktivitas Madu Hutan Organik sekitar 15-17 ton pertahun.
Sumber : Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0