Kelompok Tani Binaan BBTN Gn. Gede Pangrango Dijadikan Tempat Praktik Mahasiswa

Rabu, 22 November 2017

 

Cibodas, 21 November 2017. Kampung Geger Bentang di Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur mendadak ramai dengan munculnya para penjual dadakan yang berderet di sepanjang jalan. Ternyata kedatangan mahasiswa dari Jakarta yang menjadi daya tarik bagi para pedagang dadakan ini.  Ada sekitar 300-an orang mahasiswa Program Studi Matematika dan MIPA Fakultas Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta yang melaksanakan praktik lapang dan “Abdimas Pascasarjana” dalam rangka pemberdayaan masyarakat Desa Cimacan melalui kegiatan kolaboratif manajemen kawasan konservasi dan penanaman pohon Multy Purpose Tree Species (MPTS).

Acara praktik lapang ini dibuka oleh Kepala Bidang PTN Wilayah I Cianjur, Ir. V. Diah Qurani Kristina, M.Si. Dalam sambutannya, Beliau mengatakan, “Kedatangan mahasiswa dari Universitas Indraprasta PGRI menjadi suatu kebangga bagi Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango karena dipercaya sebagai lokasi prakatek lapang untuk bahan pembelajaran. Silahkan digali semua informasi yang ada di Kampung Geger Bentang. Hal yang sudah baik untuk dijadikan contoh dan yang masih kurang sampaikan kepada kami agar menjadi perbaikan dalam pengelolaan daerah penyangga kawasan konservasi melalui pemberdayaan masyarakat”.

Universitas Indraprasta PGRI memilih Kampung Geger Bentang, Desa Cimacan sebagai lokasi praktik lapang, karena merupakan desa penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dengan kondisi masyarakat yang sudah sadar konservasi lingkungan. Semula masyarakat Kampung Geger Bentang sebanyak 25 KK menggarap kawasan hutan (perluasan dari Perum Perhutani) dan pada tahun 2016 hampir semua penggarap keluar dari dalam kawasan TNGGP (hanya tertinggal 1 KK).

Pasca “turun gunung”, pada tahun 2016 mantan penggarap (termasuk 1 KK yang masih aktif di lahan hutan) terus dibina oleh Balai Besar TNGGP melalui pemberdayaan masyarakat dengan membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Gerbi Lestari.  Pada akhirnya, di awal tahun 2017 semua anggota KTH Gerbi Lestari tidak ada yang menggarap hutan lagi.

Aktifitas dan semangat anggota KTH Gerbi Lestari, cukup tinggi.  Hal ini terbukti dengan dipilihnya Kampung Gerbi sebagai tempat praktik lapang mahasiswa, dan pelayanan tamu sudah mulai profesional.  Diantara anggota KTH sudah ada spesialisasi. Spesialisasi diantara anggota KTH, terlihat antara lain pada saat pemanduan pada praktik lapang mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI.

Para mahasiswa dipandu oleh anggota KTH Gerbi Lestari dibagi menjadi 6 kelompok, sesuai dengan minatnya, yaitu:

  1. Kelompok konservasi dipandu oleh Asep
  2. Kelompok lahan kritis dipandu oleh Rian
  3. Kelompok Daerah Aliran Sungai (DAS) dipandu oleh Muslih
  4. Kelompok ekowisata dipandu oleh Yudi
  5. Kelompok sosial ekonomi masyarakat dipandu oleh Ayep
  6. Kelompok pengolahan sampah dipandu oleh Karso

Para pemandu dari KTH Gerbi Lestari dengan lugas dan jelas dapat menyampaikan informasi kepada mahasiswa peserta praktik. Sungguh hal yang luar biasa KTH yang baru berumur 1 (satu) tahun kerjasama antar tim dan kekompakannya sudah terlihat serta dapat mandiri memanajemen pelayanan tamu. Semoga komitmen kebersamaan antar anggota KTH Gerbi Lestari dapat terus berlanjut dan dapat mengembangkan usaha kelompoknya. KTH ini menjadi bagian dari pengelolaan kawasan TNGGP dalam menjaga kelestariannya.

Sumber: Poppy Oktadiyani, S.Hut. M.Si. – Penyuluh Kehutanan Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini