Promoting Eco-Tourism in West Kalimantan and Sarawak

Senin, 02 Oktober 2017

Putussibau, 02 Oktober 2017. Bertempat di Kantor Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BKDS), dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Promoting Eco-Tourism in West Kalimantan and Sarawak”  dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung ekowisata di Kalimantan Barat dan Sarawak, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekowisata dan meningkatkan pengelolaan konservasi “protected area system”. Kegiatan ini diharapkan dapat menggali potensi ekowisata yang akan dikembangkan di Kalimantan Barat dan Sarawak, dapat menyediakan informasi mengenai perkembangan ekowisata di Kalimantan Barat dan Sewarak, serta dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada dan mungkin akan muncul kedepan dalam pengembangan ekowisata di Kalimantan Barat dan Sarawak.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Indonesia (Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kuching, Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu, Kantor Imigrasi Kelas III Putussibau, Kantor Imigrasi Badau, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kapuas Hulu dan Badan Pengelola Perbatasan –PLB Badau), Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Biro Travel, dan Perwakilan dari Sarawak State Malaysia (Forestry Departemen Sarawak, Kantor Imigrasi Sarawak dan Biro Perjalanan Sarawak).

Pada kesempatan pembukaan Bupati Kapuas Hulu A.M. Nasir menyampaikan even ini adalah yang pertama dilakanakan di Kapuas Hulu. Kapuas Hulu dan Sarawak walaupun beda negara sebenarnya adalah dekat, dekat dalam hal jarak maupun budaya. Kapuas Hulu mempunyai destinasi unggulan yaitu Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sentarum, yang memiliki kekhasan yang unik namun masih mmemerlukan pengembangan sarana prasarana dan promosi yang intensif. Perlunya soliditas dan koordinasi antara beberapa pihak terkait seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian  PUPR, pihak terkait lainya dan yang tidak kalah penting adalah masyarakat. Masyarakat memerlukan pembangunan infrastruktur dan yang tidak kalah penting adalah pembangunan manusianya, imbuhnya. Pengembangan pariwisata di perbatasan ini merupakan salah satu cara mewujudkan “Nawa Cita” Presiden Jokowi, yaitu membangun dari pinggiran dan perbatasan.

Kepala Balai Besar TNBKDS, Arief Mahmud dalam sambutannya menyampaikan dalam pengembangan ekowisata banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi, kegiatan ini diharapkan bisa membantu memberikan solusi permasalahan ekowisata yang ada di Kapuas Hulu. Besar harapan kegiatan ini bisa menjadi pembejaran, bisa memberi solusi, dan bisa menjadi ajang tukar informasi antar pihak yang terkait dalam pengembangan ekowisata di kapuas hulu, imbuh Arief dalam sambutanya.

Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem yang dalam hal ini diwakili oleh Dr. Widada (Kepala Sub Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air). Dalam sambutan Dirjen KSDAE yang dibacakan oleh DR. Widada, disampaikan bahwa pengembangan pariwisata harus dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin untuk masyarakat terutama masyarakat yang ada disekitar obyek wisata. Senada dengan Bupati Kapuas Hulu, Dirjen KSDAE menyampaikan bahwa dalam pelaksanaanya, pengembangan pariwisata tidak dapat berjalan sendiri, namun harus melibatkan para pihak terkait. Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi langkah-langkah pengembangan pariwisata di kapuas hulu dan Sarawak.

Penanggung Jawab Berita:

Dian Banjar Agung (Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BBTNBKDS)

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini