DISKUSI PAKAR KONSERVASI BADAK SUMATERA

Selasa, 23 Agustus 2016

Jakarta - Jumat, 19 Agustus 2016, Direktur Jenderal KSDAE, Dr. Ir. Tachrir Fathoni secara resmi membuka acara Diskusi Pakar Konservasi Badak Sumatera di Jakarta. Acara diskusi ini diselenggarakan oleh Tropical Forest Conservation Action For Sumatera (TFCA-Sumatera) dengan mengundang pakar badak sumatera baik dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Akademisi (perguruan tinggi), Lembaga Molekuler Eijkman dan pemerhati badak lainnya. Dalam pembukaan acara diskusi, Direktur Jenderal KSDAE memaparkan secara umum kondisi badak di Indonesia terutama badak sumatera yang semakin terancam keberadaannya mengingat saat ini hanya tinggal sekitar 100 ekor populasinya. Ancaman yang terjadi pada populasi badak sumatera adalah perburuan, fragmentasi habitat dan alih fungsi hutan menjadi peruntukan lain.

Pada acara diskusi pakar badak sumatera, Direktur Jenderal KSDAE juga menyampaikan agar seluruh pihak bersinergi untuk upaya konservasi badak sumatera di masa yang akan datang dengan mengevaluasi capaian-capaian dari upaya yang telah dilakukan sejauh ini berdasarkan tiga tujuan utama konservasi badak sumatera pada dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Badak Indonesia periode 2007-2017, diantara lainnya meningkatkan populasi Badak Sumatera di Leuser, Bukit Barisan Selatan, dan Way Kambas sebesar 30%; mengamankan habitat bagi populasi Badak Sumatera yag viable di Kerinci Seblat (500,000 ha), Bukit Barisan Selatan (100,000 ha), Leuser (700,000 ha) dan Kalimantan (500,00); sukses mengembangbiakkan Badak Sumatera di Sanctuary untuk reintroduksi.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini