Minggu, 10 September 2017
Merauke, 9 September 2017. Kampung Kweel Distrik Elikobel Kabupaten Merauke merupakan salah satu kampung penyangga pada kawasan konservasi CA. Bupul. Yang menarik dari Kampung Kweel ini adalah kampung yang menjadi pusat Suku Yeinan yang tersebar di beberapa kampung yaitu Kampung Erambu, Kampung Toray, Kampung Poo, Kampung Kweel, Kampung Bupul serta Kampung Tanas. Kampung Kweel memiliki rumah adat dan setiap tahun dilakukan acara adat dikampung ini.
Tim BBKSDA Papua mengagendakan perjalanan menuju Kampung Kweel, yang ditempuh selama 4 jam dengan menggunakan kendaraan roda 4 dari pusat Kota Merauke, Perjalanan melalui jalan Trans Irian (Papua) dan melintasi Taman Nasional Wasur, sebelumnya menyempatkan singgah di Distrik Sota (enclave dari TN. Wasur) dan berkunjung ke Tugu Perbatasan Indonesia PNG.
Di Kampung Kweel tim disambut oleh Kepala Suku Yeinan, Ketua LMA, Aparat Kampung Kweel, Babinsa dan Masyarakat Kampung Kweel di Balai Kampung serta melakukan pertemuan dengan memperkenalkan masyarakat akan Kawasan Konservasi (CA Bupul) oleh Kabid KSDA Wilayah I Merauke (Yarman, S.Hut.,M.P). Kepala Balai Besar KSDA Papua, Ir. Timbul Batubara, M.Si turut memberikan arahan berupa pengenalan kawasan konservasi secara umum, hubungan masyarakat adat dan kawasan konservasi, kearifan lokal masyarakat adat, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh BBKSDA Papua.
Masing-masing marga yang ada dikampung tersebut menyampaikan mengenai kondisi satwa yang merupakan Totem (benda/binatang yang dianggap suci dan dipuja) bagi masyarakat adat. Sebagai contoh dari Marga Kabronain Sub Marga Dagejai yang merupakan totem dari kasuari, dimana perwakilan marga tersebut menyampaikan kondisi kasuari yang ada di wilayah adat mereka (CA Bupul) yang masih ada dan perlu ada perhatian khusus dari pemerintah sehingga tetap lestari, seperti pembuatan kandang plot kasuari yang digunakan untuk pemeliharaan satwa kasuari apabila bisa berkembang dikandang tersebut sehingga anakannya bisa dilepas kealam kembali. Sedangkan dari marga Yanggib menyampaikan bahwa satwa biawak tidak bisa untuk dimakan sembarang orang dan untuk makan biawak harus seijin dari yang punya totem, pada saat ini biawak dan satwa lain sudah mulai berkurang disebabkan adanya pembukaan lahan sawit di sekitar CA. Bupul, dan juga dari marga Mahujei totem Cendrawasih raggiana, Belmojai dari totem Ikan arwana.
Mengakhiri agenda kegiatan tim menuju ke lokasi CA Bupul untuk melihat Pal Batas CA Bupul dan berperahu di Sungai Kweel anak Sungai Maro yang merupakan batas CA. Bupul dan berkunjung kerumah adat Suku Yeinan.
Agenda weekend yang mengasyikkan, weekend sambil menyampaikan pesan konservasi. Salam Konservasi.. Huuu Haaa
Sumber Info : Yarman, S.Hut.,M.P - Kabid KSDA Wil. I Merauke Balai Besar KSDA Papua
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 1