Senin, 11 September 2017
Baluran, 11 September 2017. Bekerjasama dengan Copenhagen Zoo kegiatan monitoring Banteng menggunakan kamera trap sudah dilakukan sejak tahun 2015 oleh Taman Nasional Baluran, sebelumnya kegiatan ini mengandalkan orang sebagai pengamat sehingga keterbatasan waktu dan data yang dihasilkan belum maksimal.
Pentingnya monitoring satwa ini adalah untuk mengetahui perkembangan/kondisi populasi Banteng, mengidentifikasi ruang jelajah/site pergerakan dan sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam pengelolaan populasi satwa dan habitatnya.
Tahun 2017, monitoring Banteng dilaksanakan selama 1 bulan pada 31 agustus s.d 28 September 2017 dengan menggunakan pendekatan 2 metode yaitu survey occupancy dan metode kamera trap. Survey occupancy untuk mengetahui kawasan yang digunakan ataupun yg tidak digunakan Banteng. Hasil yang didapat survey occupancy adalah index occupancy yang akan digunakan untuk menghitung kepadatan Banteng dengan dikombinasikan hasil analisis kamera trap.
Pemasangan kamera trap dipilih 36 grid dengan ukuran grid 1 x 1 km2 dipilih secara acak. Untuk meningkatkan detection probability maka kelompok grid dengan index occupancy lebih tinggi dipasang kamera trap lebih banyak. Kamera yang dipasang sebanyak 40 buah dengan mode pemasangan video agar dapat merekam seluruh individu banteng di dalam kelompok. Analisis data hasil monitoring dengan metode occupancy menggunakan model occupancy yang dijalankan menggunakan software R sedangkan untuk kamera trap dianalisa dengan menggunakan persamaan Random Encounter Model (Rowcliffe, 2008). Hasil persamaan ini adalah kepadatan populasi di are studi, selanjutnya diinterpolasi dengan total area yang digunakan maka hasilnya estimasi populasi Banteng (STD/BALURAN).
Sumber : Balai TN Baluran
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0