Menerapkan Konservasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Jumat, 08 September 2017

Mataram, 7 September 2017. Konservasi telah menjadi isu yang semakin penting dalam kehidupan masyarakat. Seiring waktu masyarakat semakin mengenal prinsip-prinsip konservasi dan isu konservasi selalu menarik untuk dikaji dan didiskusikan.  Isu ini akan lebih menarik jika dikaitkan dengan kepentingan dan kesejahteraan masyarat.  Menangkap akan perkembangan tersebut, Balai KSDA Nusa Tenggara Barat (BKSDA NTB) bekerjasama dengan Universitas Mataram telah menyelenggarakan seminar lingkungan hidup dengan tema “Konservasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat”. Kerjasama dalam penyelenggaraan seminar dengan Universitas Mataram merupakan salah satu komitmen dalam kinerja BKSDA NTB untuk selalu mengembangkan kerjasama dengan berbagai instansi dan lembaga termasuk perguruan tinggi.
 
Seminar bertajuk “Konservasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat” tersebut dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 7 September 2017 bertempat di Aula Arena Budaya Universitas Mataram. Seminar tersebut dihadiri oleh 200 orang peserta yang sebagian besar terdiri dari akademisi Program Studi Kehutanan, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mataram, perwakilan BEM dari IKIP Mataram dan perguruan tinggi swasta di Mataram serta beberapa Mapala lingkup perguruan tinggi  di Mataram.  Selain akademisi, seminar juga dihadiri oleh PEH dan Polhut dari BKSDA NTB, Balai Taman Nasional Rinjani, BPDASHL Dodokan Moyosari dan peneliti dari Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPTHHBK) Mataram. 
 
“Dalam setiap kegiatan kehutanan kita harus tahu posisi masyarakat ada dimana perannya,” jelas Ir. Wiratno, M.Sc., Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem yang hadir dalam seminar ini selaku key note speaker dengan materi bertema Konservasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat. “Masyarakat tidak boleh buta akan konservasi dan setiap permasalahan dengan masyarakat harus diselesaikan bersama-sama dengan masyarakat,” lanjut Pak Wiratno. Sesuai dengan prinsip konservasi yaitu : perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari, maka masyarakat bisa memperoleh keuntungan yang menunjang kesejahteraan melalui pemanfaatan hutan, tumbuhan dan satwa liar secara lestari.  Dalam pemanfaatan hutan, masyarakat bisa mengelola paket-paket wisata alam di dalam kawasan hutan seperti yang telah berjalan di Tangkahan, Sumatera Utara maupun di Kali Biru, Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.
 
Pada kesempatan ini Rektor Universitas Mataram yang diwakili Prof. Dr. Agil Al Idrus menyampaikan penjelasan tentang peran perguruan tinggi dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Ir. Madani Mukarom, BScF, M.Si. menjelaskan tentang pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan di Nusa Tenggara Barat. Kepala Dinas LHK menjelaskan bahwa di Nusa Tenggara Barat telah berjalan pengelolaan hutan dengan melibatkan masyarakat dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan seperti yang telah dilaksanakan oleh KPH Rinjani Barat.   
 
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat, Dr. Ir. Widada, M.M.  pada kesempatan ini memberi paparan dan penjelasan tentang pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Taman Wisata Alam Gunung Tunak.  Beliau menjelaskan bahwa saat ini BKSDA NTB bekerjasama dengan Pemerintah Korea sedang menyiapkan kapasitas masyarakat sekitar kawasan TWA Gunung Tunak dalam pengelolaan paket-paket wisata alam di TWA Gunung Tunak.   BKSDA NTB juga memberi bantuan kepada masyarakat berupa peralatan kemah untuk membuka paket wisata berkemah di TWA Gunung Tunak. 
 
Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA NTB, Tri Endang Wahyuni pada kesempatan ini juga  menyampaikan tentang pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar untuk kesejateraan masyarakat.  Salah satu penjelasan dalam bidang ini adalah contok kasus keberhasilan penangkaran ikan arwana asia di Kalimantan Barat yang saat ini telah bisa menghasilkan omset sebesar 126 milyar dalam sebulan.  Contoh lainnya berupa pemanfaatan satwa liar untuk peragaan di lembaga konservasi seperti taman safarai dan kebun binatang, dimana usaha tersebut telah memberi dampak yang luas kepada perekonomian masyarakat dengan berbagai peluang usaha yang bisa dilakukan oleh masyarakat sekitar lembaga konservasi.
 
Sumber : Balai KSDA Nusa Tenggara Barat 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini