MILESTONE : Rekam Jejak Keberadaan Orangutan Kalimantan Selatan

Rabu, 06 September 2017

Banjarbaru (6/9/2017). Kalsel merupakan satu-satunya Provinsi di Pulau Borneo yang sekian lama tidak pernah diketahui adanya keberadaan orangutan di wilayah ini. Pada Tahun 2001, merupakan awal dilakukannya observasi orangutan oleh BKSDA Kalsel dengan Mapala Sylva Fahutan Unlam di perbatasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Informasi awal telah didapatkan bahwa akibat kebakaran dan pembalakan pada tahun 2001 telah mati 2 ekor orangutan karena dibunuh oleh masyarakat. Kemudian Pada Tahun 2003 BKSDA Kalsel  bekerjasama dengan SCKPFP-EU (South and Central Kalimantan Production Forest Project-European Union) melakukan survei identifikasi habitat orangutan di perbatasan Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah tepatnya di Desa Jaar Kecamatan Tamiang Layang Kab. Barito Timur. Perkiraan wilayah distribusi orangutan menurut kondisi ekologi terdapat di bagian selatan dan barat daya (antara Paminggir, Kalanis, Jaar, Magantis dan Telanglama). Hutan Riang dan Hutan Gurau merupakan salah satu wilayah distribusi otangutan dengan ditemukannya bekas sarang sebanyak 4 buah dan suara. Hal ini membuktikan bahwa sisa-sisa populasi orangutan masih terdapat di daerah tersebut.

Selama kurun waktu Tahun 2014, Tim Biodiversitas Indonesia (salah satu pusat studi keanekaragaman hayati di Kalimantan Selatan) melakukan ekspedisi penelusuran orangutan di Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara sebanyak 3 kali ekspedisi dan menemukan 2-6 sarang dan 2 kali kontak langsung dengan orangutan. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan survei oleh tim BKSDA Kalsel pada Tahun 2015 di Desa Tambak Sari Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dalam survei ini ditemukan 6 sarang di Wilayah Kalsel dan 3 sarang di perbatasan Kalteng. Hasil pengambilan titik sarang ditemukan adanya pergerakan orangutan dari arah barat menelusuri kanal menuju ke Wilayah Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah. Berdasarkan hasil analisis tim,  diperkirakan lokasi tersebut bukan habitat orangutan, namun hanya merupakan salah satu daerah jelajah orangutan dimaksud.

Ancaman terbesar terhadap kehidupan orangutan di wilayah ini adalah menurunnya luas dan kualitas habitatnya yang diakibatkan oleh konversi lahan mengingat adanya perusahaan pertambangan dan perkebunan yang membuat akses jalan sehingga menyebabkan kawasan hutan terfragmentasi. Selain itu kawasan yang mempunyai tipe ekosistem hutan kerangas membuatnya menjadi areal yang sangat mudah terbakar. BKSDA Kalsel telah berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan, Kehutanan dan Tambang Mineral Kabupaten Hulu Sungai Utara, BAPPEDA dan BLH Kab. Hulu Sungai Utara terkait pengalokasian wilayah tersebut sebagai lokasi konservasi orangutan mengingat status lahan berupa APL. Pihak Pemerintah Daerah telah merencanakan mengalokasikan areal seluas 560 ha untuk konservasi primata dimana di areal itu yang relatif masih bisa dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup primata ini.

Sebagai langkah kesungguhan pemerintan untuk melakukan konservasi daerah jelajah orangutan dimaksud, pada Tanggal 19 Januari 2017 dan Tanggal 8 Februari 2017 Kepala BAPPEDA Prov. Kalsel telah mengundang beberapa stake holder baik pemerintah daerah, pemerintah pusat, swasta, lembaga pendidikan dan lembaga penelitian untuk membahas konservasi orangutan dan bekantan di Kalimantan Selatan dengan beberapa poin penting yang dihasilkan adalah membentuk tim konservasi orangutan dan bekantan yang saat ini sedang menunggu pengesahan Gubernur, membuat mapping satwa yang berada diluar kawasan konservasi, menyusun road map untuk kegiatan konservasi tersebut, dan mendata kawasan yang berpotensi beralih fungsi dan mempertahankannya untuk kawasan konservasi.

BKSDA Kalsel juga menggandeng mitra PT ADARO untuk kerjasama penguatan fungsi pengelolaan TWA Pulau Bakut sebagai habitat bekantan dan konservasi keanekaragaman hayati di Kalimantan Selatan yang salah satunya adalah konservasi orangutan di Kab. Hulu Sungai Utara. Diharapkan dengan semakin banyaknya stake holder yang terlibat dalam konservasi orangutan, misi konservasi untuk pelestarian sumber daya alam dan ekosistemnya dapat tercapai. 

Sumber: BKSDA Kalimantan Selatan

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini