Senin, 04 September 2017
Pangkalan Bun - 3 September 2017, Sungguh, cukup pelik berusaha melestarikan penyu. Terlambat sedikit saja, telur-telur yang telah berusaha ditimbun secara anonim oleh sang induk penyu sisik itu akan tak bersisa. Babi hutan, Biawak, bahkan kadang manusia menjadi saingan petugas Resort Sungai Cabang, Taman Nasional Tanjung Puting, dalam adu mengumpulkan telur penyu.
Androw -Kepala Resort Sungai Cabang- disertai Roy (Polhut), Saban dan Slamet (staf outsourcing), terjadwal untuk menyisir pantai wilayah resort pada Senin (28/8/2017), untuk kegiatan patroli rutin. Belum lagi terjelajah seluruh 6 kilometer garis pantainya, telah ditemukan tanda-tanda pendaratan penyu, dan segera saja mata terlatih mereka menemukan bekas sibakkan dan bongkaran tanah di tepi pantai. Responsif, para petugas membagi diri untuk memantau, menggali, mendata dan mendokumentasi sarang dan isinya. Siang itu, patroli rutin berubah menjadi penyelamatan telur penyu.
81 telur Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) dengan kondisi baik dipindah ke ember berisi sebagian pasir dari galian sarang tadi. Setiap telur ditandai sisi atasnya dengan spidol, karena kesalahan posisi dalam menyusun telur berpotensi kegagalan telur menetas. Pasir berguna agar goncangan saat mengangkut berkurang serta mempertahankan suhu telur.
Dikejauhan, sang induk penyu sedang memanfaatkan momentum sapuan ombak untuk berenang kembali ke Laut Jawa.
Adu dengan waktu belum selesai, karena hanya empat jam maksimal yang dimiliki petugas untuk mendata, memindahkan, dan mengubur kembali telur penyu dilokasi penetasan semi permanen yang dimiliki Resort Sungai Cabang demi mendapat hasil penetasan yang optimal. #pr
Penulis : Efan Ekananda
Sumber : Androw M.S, Kepala Resort Sungai Cabang, Taman Nasional Tanjung Puting.
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0