Rabu, 23 Agustus 2017
Cibodas - 23 Agustus 2017, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi baik satwa ataupun tumbuhan. Salah satu satwa yang ada di TNGGP dan merupakan primata endemik Pulau Jawa khususnya bagian barat adalah owa jawa (Hylobates moloch).
Owa jawa atau Hylobates moloch Audebert,1798 (dalam bahasa Inggris, disebut javan gibbon atau silvery gibbon) merupakan jenis primata endemik Pulau Jawa bagian barat dan termasuk satwa langka. Berdasarkan daftar IUCN (tahun 2014), tercatat sebagai satwa Endengered (terancam punah) dan berdasarkan PP No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa menyebutkan bahwa owa jawa termasuk satwa yang dilindungi. Berdasarkan SK Dirjen KSDAE No. 180/IV-KPTS/2015 owa jawa termasuk salah satu dari 25 (dua puluh lima) jenis satwa prioritas yang terancam punah yang harus ditingkatkan populasinya, sebesar 10 % dari baseline data tahun 2013 sampai dengan tahun 2019.
Owa jawa berdasarkan PP No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa menyebutkan bahwa owa jawa termasuk satwa yang dilindungi dan menurut IUCN tercatat sebagai satwa Endengered (terancam punah). CITES memasukan owa jawa ke dalam Apendiks I yaitu daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Berdasarkan SK Dirjen No. 180/IV-KPTS/2015 owa jawa termasuk salah satu dari 25 (dua puluh lima) jenis satwa prioritas yang terancam punah yang harus ditingkatkan populasinya, sebesar 10 % dari baseline data tahun 2013 sampai dengan tahun 2019.
Salah satu amanat dari SK Dirjen tersebut adalah melakukan kegiatan monitoring. Kegiatan monitoring owa jawa di Bidang PTN Wilayah III Bogor tahun 2017 yang dilaksanakan di Site Monitoring Owa Jawa Resort Bodogol sebanyak 3 kali yaitu pada Bulan April, Juni, dan Agustus 2017. Pada Bulan Agustus tahun 2017 tim monitoring (PEH) menemukan 1 kelompok owa jawa yang sudah melahirkan. Ini terlihat dari owa jawa betina yang menggendong bayinya.
Untuk melihat keberlangsungan populasi owa jawa ada banyak indikator diantaranya adalah perbandingan jenis kelamin, struktur umur, kondisi habitat, potensi ancaman, tingkat kematian, dan tingkat kelahiran. Setidaknya temuan tersebut sangat menggembirakan karena kelahiran owa jawa di alam ini menjadi salah satu indikator bahwa habitatnya masih sehat dan memungkinkan untuk perkembangbiakan owa jawa. Dan harapannya owa jawa di site monitoring bisa tetap terjaga populasinya, bahkan dapat meningkat.
Sumber: Agung Gunawan – Pengendali Ekosistem Hutan Balai Besar TNGGP
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0