Selasa, 08 Agustus 2017
Berang-Berang Sumatera dideskripsikan pertama kali pada tahun 1822 oleh Raffles dan merupakan salah satu spesies berang-berang terlangka di dunia dan merupakan satwa endemik Asia Tenggara. Hingga tahun 1998 spesies Berang-Berang Sumatera atau dalam bahas latin Lutra sumatrana dinyatakan punah di alam namun hal ini terbantahkan hingga beberapa kelompok kecil berang-berang ini ditemukan kembali di beberapa tempat oleh beberapa peneliti. Berang-Berang ini merupakan hewan asli Asia Tenggara yang bisa dijumpai Vietnam Selatan, Myanmar, Thailand Selatan, Kamboja, Malaysia, termasuk Sumatera dan Kalimantan (Indonesia). Berang-Berang Sumatera merupakan satwa semi akuatik yang hampir sebagian besar hidupnya berada didalam sungai -sungai besar maupun perairan dekat pantai. Berang-berang sumatera masuk dalam dalam daftar merah spesies TERANCAM PUNAH oleh lembaga internasional IUCN . Hewan ini merupakan hewan yang sangat pemalu bahkan hampir tidak pernah terlihat aktivitas keberadaanya di alam. Mereka merupakan satwa yang memiliki tubuh berukuran medium dengan panjang total kurang lebih 1 meter dengan berat mencapai 5 kilogram. Makanan utama satwa ini adalah ikan dan berbagai jenis krustasea atau moluska yang hidup di perairan.
Kami menemukan hal yang mengejutkan bahwa keberadaan Lutra sumatrana sering terlihat di Sungai Lakitan, Kecamatan Selangit, Musi Rawas Sumatera Selatan dan dimungkinkan hidup dibeberapa daerah diwilayah Sumatera Selatan. Sungai ini merupakan sungai besar yang bermuara ke Sungai Musi yang keberadaanya sangat penting bagi kehidupan masyarakat di wilayah Sumatera Selatan. Keberadaan berang-berang Sumatera memang telah lama diketahui oleh masyarakat tetapi laporan dan dokumentasi terbaru akan keberadaan spesies berang-berang ini masih sangat jarang dan hal ini merupakan kesempatan baik bagi para peneliti maupun lembaga konservasi untuk mengkaji dan mempelajari kehidupan species terancam punah ini. Pada akhir dekade ini perdagangan hewan illegal sering memperjual belikan beberapa jenis berang-berang termasuk spesies ini sebagai hewan peliharaan dan hal ini berdampak pada penurunan jumlah populasi satwa ini di alam. Konservasi spesies ini harus segera dilakukan sebelum berang berang asli Sumatera ini benar-benar punah di alamnya karena hal ini merupakan tugas bagi kita bersama untuk terus menjaga kelestarianya sehingga kelak anak cucu masih bisa melihatnya dan bukan mengetahui hanya dari cerita.
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 2.5