Senin, 07 Agustus 2017
Waingapu, 7 Agustus 2017, Guna mengoptimalkan lahan dan potensi alam yang tersedia, Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (MATALAWA) bekerja sama dengan program Restorasi JAGAFOPPTA Sumba melakukan pelatihan pertanian terintergrasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 s.d. 8 Agustus 2017 di salah satu site restorasi Desa Manurara kecamatan Katikutana Selatan kabupaten Sumba Tengah NTT.
Peserta kegiatan ini berjumlah 25 orang peserta yang berasal dari masyarakat desa sekitar kawasan TN Matalawa dan juga berdekatan dengan site restorasi diantaranya ; Desa Okawacu, Desa Waimanu dan Desa Tanggairi. Bentuk kegiatan berupa penyampaian materi dan praktek yang sangat aplyable / mudah dilakukan, praktis, ekonomis dan efisien.
Salah satu latar belakang terlaksananya kegiatan ini, menurut perwakilan program Restorasi JAGAFOPPTA Sdri. Desi Tarani adalah Program pemberdayaan masyarakat Restorasi JAGAFOPPTA melalui pengembangan potensi peternakan (sapi dan babi) dan pengolahan lahan-lahan pertanian serta perikanan air tawar belum berjalan optimal. Hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat terkait pelaksanaan program tersebut, sehingga hasil yang diharapkan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat masih belum tercapai.
Pembukaan acara ini dihadiri kepala SPTN Wilayah I Waibakul (Abdul Basit Nasriyanto, S.Hut.,M.Sc ) Selaku perwakilan TN Matalawa dan dihadiri pula Koramil 05 Anakalang- Sumba tengah (kapten infanteri Nur Hadi). Pada acara pembukaan tersebut Kepala SPTN Wilayah I Waibakul mengatakan kegiatan ini akan sia-sia apabila masyarakat tidak menjaga hutannya. Karena dengan hutan yg rusak maka kekeringan dan bencana lainnya akan mengancam, maka upaya pelestarian alam dan lingkungan perlu terus dilaksanakan, sehingga bencana alam tersebut dapat diminimalisir. Sementara komandan Koramil 05 Anakalang berpesan Tentara Nasional Indonesia (TNI) turut bertanggung jawab terhadap keamanan secara keseluruhan termasuk keamanan terhadap kawasan hutan, jadi jangan coba-coba masyarakat atau pihak-pihak tertentu yang menganggu dan merusak hutan (menebang pohon, membakar, berburu) Karena akan berhadapan dengan TNI.
Narasumber kegiatan pelatihan ini berasal dari Akademisi Universitas Sanata Dharma Jogjakarta. Dengan materi yang disampaikan pengelolaan lahan pertanian terintegrasi, melalui program pengembangan Biogas. Sebagai informasi Desa Manurara telah memiliki demplot pengembangan ternak, Demplot Kolam ikan dan Lahan pertanian terpadu. Sehingga pelatihan ini cukup potensial untuk dilaksanakan dan dapat dijadikan area model untuk program pemberdayaan masyarakat diwilayah lainnya.
Sumber: BTN Matalawa
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0