Sungai Barito Meluap, Berdampak Pada Kelestarian Satwa Dilindungi

Selasa, 01 Agustus 2017

Barito, 1 Agustus 2017. Curah yang cukup tinggi dalam beberapa minggu terakhir menyebabkan meluapnya aliran Sungai Barito yang mengalir melintasi 4 kabupaten di wilayah kalimantan tengah yaitu Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur. Banyak pemukiman warga, sekolah dan fasilitas umum yang terkena luapan banjir Sungai Barito. Selain membawa pohon tumbang, lumpur, aliran air Sungai Barito juga menyebabkan beberapa jenis hewan ikut hanyut terbawa arus air. Hal inilah yang menyebabkan munculnya hewan-hewan langka dan dilindungi muncul di sekitar pemukiman.

Desa Pendreh di Kabupaten Barito Utara merupakan salah satu desa yang berada di pinggir Sungai Barito, dalam kurun 1 bulan terakhir ini sejak sungai barito meluap warga desa telah menemukan 2 ekor satwa dilindungi jenis kukang ((Nycticebus spp.) Kedua kukang tersebut ditemukan oleh warga di dua tempat dan waktu yang berbeda. Kukang pertama ditemukan oleh Ibu Ermy warga Desa Pendreh pada hari kamis tanggal 20 Juli 2017 di belakang rumahnya yang merupakan pinggir sungai barito dalam keadaan terjepit oleh batang kayu yang tersangkut di rumahnya. Pada saat ditemukan kondisi kukang yang diperkirakan baru berumur 1 tahun berjenis kelamin jantan itu dalam kondisi basah dan kaki patah. Dikarenakan kondisi yang mengkhawatirkan oleh karena itu Ibu Ermy dengan kesadaran sendiri dan secara sukarela menyerahkan satwa langka dan dilindungi tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah (BKSDA Kalteng) Seksi Konservasi wilayah III yang ada di Muara Teweh. Kukang tersebut pada saat ini masih berada di kandang transit untuk mendapatkan perawatan dan pemulihan kondisi kakinya oleh dokter hewan.

Kukang kedua ditemukan pada tanggal 24 Juli 2017 oleh Bapak Bandri warga Desa Pendreh, kukang tersebut terlihat sedang memanjat pohon yang berada di belakang rumahnya. Kukang berumur 1 tahun berjenis kelamin jantan tersebut masuk kedalam pemukiman warga diduga terbawa arus sungai barito. Kukang tersebut sempat dipelihara oleh Bapak Bandri, 1 minggu kemudian tim rescue BKSDA Kalteng SKW III melakukan pengambilan pada tanggal 1 Agustus 2017. Pada saat ini kukang tersebut sedang diperiksa kesehatannya selanjutnya akan dilakukan pelepasliaran di CA Pararawen.

Keluarnya hewan-hewan tersebut dari habitatnya bisa dipastikan karena gangguan ekosistem dampak dari terjadinya banjir. BKSDA Kalteng mengimbau warga waspada terhadap kemunculan satwa-satwa terutama yang dilindungi dan segera melaporkan ke BKSDA Kalteng untuk dilakukan evakuasi dan translokasi kembali kehabitatnya.

Sumber Info : Hetto - Polhut Balai KSDA Kalimantan Tengah

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 3

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini