TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER : Konservasi dan Pariwisata yang Berjalan Beriringan

Selasa, 29 Maret 2016

Medan –  29 Maret 2016. Telah dilakukan kegiatan lawatan ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) pada tanggal 25 – 26 Maret 2016 yang dipimpin oleh Ibu Noviar Andayani selaku Direktur WCS-IP (Wildlife Conservation Society – Indonesian Program) beserta rombongan sebanyak 8 orang yaitu Hendri Saparini – anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) & komisaris PT. Telkom, Destry Damayanti – anggota Dewan Komisaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) & mantan Ketua Pansel KPK, Esti Andayani – Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Luar Negeri, Judith Dipodiputro – Ketua Pokja Papu, Meizani Irmadiani – Direktur PT. Royal Lestari Utama, Shelvy Arifin – Direktur Utama Perum Produksi Film Negara, Diah Bisono – Praktisi Komunikasi dan Direktur SAJI Indonesia dan Aurina Setyawitta Wardhani – Executive Director International Award for Young People. Lawatan ini bertujuan untuk melihat keindahan hutan tropis di kawasan ekosistem Leuser beserta satwa kunci di dalamnya sekaligus diskusi mengenai tantangan pengelolaan kawasan konservasi Taman Nasional oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser.

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan kawasan konservasi yang juga menjadi destinasi pariwisata di Sumatera Utara. Bukit Lawang dan Tangkahan merupakan dua tempat yang menjadi primadona pariwisata wilayah yang ditunjuk oleh UNESCO sebagai Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS). Tangkahan berada di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Prov.Sumatera Utara memiliki  daya tarik utama gajah sumatera. Pengunjung dapat memandikan gajah sekaligus menikmati petualangan berpatroli bersama gajah dan pelatihnya menyusuri Tangkahan. Sedangkan di Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, pengunjung dapat melihat orang utan semi liar hasil rehabilitasi di habitatnya secara langsung. Selain satwa tersebut, pengunjung dapat menikmati keindahan panorama hutan dengan trekking maupun aktivitas tubing alias menyusuri sungai dengan ban.

Saat ini pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang diperoleh dari BBTNGL dari retribusi harian pengunjung dari sektor pariwisata adalah sekitar Rp. 600 juta per tahun, dengan perputaran uang sebesar Rp. 20 Milyar di Tangkahan setiap tahun dan 30 Milyar di Bukit Lawang. Hingga saat ini, pengunjung yang dating ke TNGL kebanyakan adalah turis mancanegara yang ingin melihat orang utan maupun gajah dengan persentase 90% sedangkan turis local hanya sekitar 10%.

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan kekayaan alam yang secara terus menerus memberikan manfaat “jasa lingkungan” terhadap kehidupan manusia, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan tersebut. Taman Nasional berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan air, pengedali iklim mikro dan penyerap karbon. Mempertahankan keberadaan hutan kadang juga dipandang sebagai hal yang menghalangi pembangunan, namun sumberdaya alam dan jasa lingkungan inilah yang sebenarnya menjadi penyokong kehidupan.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 4.1

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini