Rabu, 10 Maret 2021
Langkat, 9 Maret 2021. Seberapa berpengaruhnya pandemi Covid-19 terhadap aktivitas/ kegiatan kader konservasi, mendorong pembina kader konservasi Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Ida Marni dan Samuel Siahaan, SP. mengintip kegiatan beberapa kader konservasi khususnya di Kabupaten Langkat.
Ternyata geliat kader konservasi tidak terdampak dengan pandemi covid-19, seperti apa geliatnya, mari ikuti kisahnya berikut ini. Adalah Mhd. Said, kader konservasi, kelahiran 1969, yang sejak kecil sampai saat ini hidup dilingkungan hutan mangrove, tepatnya di Kecamatan Secanggang, berdampingan dengan kawasan SM. Karanggading/Langkat Timur Laut. Kondisi hutan mangrove di sekitar lingkungannya rusak dengan berbagai aktivitas, seperti : perambahan, penebangan liar, pembuatan dapur arang dan tambak ikan/udang, serta dampak negatif yang timbul, kemudian membentuknya menjadi sosok yang peduli dengan penyelamatan kawasan dan ekosistem mangrove.
Sejak itu, Mhd. Said mulai menggalakkan kegiatan pelestarian kawasan mangrove baik secara swadaya maupun kerjasama dengan instansi pemerintah guna mengembalikan fungsi hutan mangrove. Said juga ikut berperan serta menggerakkan masyarakat sebagai pendamping Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk menanam mangrove termasuk menyediakan bibit bakau
Saat ini Said mengelola kegiatan pembibitan bakau di Desa Selotong, di areal seluas 5000 m² dengan kapasitas produksi bibit 600.000 batang. Kemudian di Desa Tanjung Ibus seluas 6000 m² dengan kapasitas bibit 800.000 batang bibit bakau. Sedangkan untuk penanaman mangrove di kawasan konservasi Suaka Margasatawa Karanggading /Langkat Timur Laut, areal penggunaan lain (APL), hutan produksi (HP) dan hutan lindung (HL) yang telah dilakukan bersama kelompok dampingannya seluas ± 5000 Ha., dan telah memproduksi bibit bakau sebanyak 7,5 juta bibit kurun waktu tahun 2003-2021.
Kader konservasi berikutnya adalah Burhan yang juga binaan Mhd. Said, aktif dalam komunitas Kelompok Konservasi Kukam Hijau (K3H). Kegiatan utama Burhan adalah penghijauan di Desa Pasar VI Kuala Mencirim Kecamatan Sei Bingai. Pertama kali melakukan kegiatan penghijauan pada tanggal 18 Nopember 2013, saat menjabat Kepala Desa. Penghijauan ini dilakukan karena di desanya terjadi krisis pohon dan krisis air terutama Dusun VI Sri Rejo dan Dusun V Dame Rejo akibat dari adanya aktivitas tambang pasir iIlegal di bantaran sungai kukam dan Lahan HGU PTPN II.
Aksi penanaman pohon yang dilakukannya bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumut, Balai Pengelolaan DAS Wampu Sei Ular, perguruan tinggi Pelita Bangsa Binjai, SMK Tunas Pelita dan Masyarakat Desa Pasar VI Kuala Mencirim, dengan sasaran penanaman jalan desa, tanggul irigasi serta bantaran sungai. Gerakan penghijauan dengan penanaman pohon juga dilakukannya di lahan kritis tambang pasir illegal.
Burhan bersama rekan-rekan komunitasnya terus melakukan penanaman lanjutan walaupun kala itu ada intimidasi dan teror yang mereka terima dari oknum-oknum preman dan oknum aparat. Dengan sabar dan tekun serta menggandeng berbagai pihak, kini telah berhasil merawat dan menjaga tanaman lebih kurang 120 jenis pohon/tanaman/tumbuhan.
Berkat kegiatan penghijauan tersebut, kini air sudah mudah diperoleh, kicauan burung sudah bisa didengar dan tentunya semakin hijaunya lahan yang dulunya kritis seluas ± 10 ha. Saat ini berbagai komunitas, sekolah, serta pejabat pemerintah sudah meninjau lokasi ini dan melaksanakan berbagai kegiatan. Di setiap kunjungan, Burhan selalu menyuluh pentingnya menanam pohon.
Kader konservasi yang terakhir dikunjungi adalah Purnama Ginting penggiat konservasi yang beralamat di Desa Garunggang, Kecamatan Kuala, aktif dalam kegiatan Konservasi di sekitar dan di Taman Nasional Gunung Leuser khususnya Resort Bekancan dari tahun 2010 sampai sekarang. Beberapa aktivitas lainnya yang dilakukannya seperti mendirikan Lembaga Pariwisata Simelir Erdilo di Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat yang kini wisata alamnya berkembang sangat pesat.
Selain itu, melakukan kegiatan reboisasi lahan dengan penanaman tanaman produktif seluas 150 Ha di Dusun Sigamang, Desa Belinteng, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat pada Tahun 2011 – 2014, penyuluhan kepada masyarakat, dan bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser aktif membagi bibit pohon hutan serta tanaman produktif seperti mahoni, sengon, durian, pokat, mangga dan aren kepada masyarakat Langkat Hulu dari tahun 2013 sampai sekarang.
Saat ini Purnama yang aktif sebagai Kepala Desa Garunggang, menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan seluruh potensi alam menjadi objek wisata dan mengedukasi masyarakat Desa Garunggang untuk mengganti tanaman sawit menjadi tanaman produktif dengan target 150 Ha, dimana 15 Ha telah terealisasi.
Demikianlah geliat beberapa kader konservasi yang meskipun kondisi pandemi covid-19, namun semangat untuk berbuat bagi kelestarian alam dan lingkungan tidak terdampak bahkan tetap membara dengan terus melakukan karya-karya nyata. Semoga ini menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berbuat yang terbaik bagi alam.
Sumber : Ida Marni dan Samuel Siahaan, SP., Staf Balai Besar KSDA Sumatera Utara
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0