Kamis, 03 Desember 2020
Bogor, 1 Desember 2020. Hari pertama pada bulan terakhir di Tahun 2020 menjadi cukup istimewa. Bertempat di kantor PIKA, beberapa orang lintas sektoral berkumpul dengan semangat perubahan untuk belajar menjadi lebih baik. Selain perwakilan dari setiap direktorat lingkup Ditjen KSDAE, hadir juga dalam diskusi perwakilan dari akademisi (IPB dan Oxford University) serta NGO (WCS dan Sintas Indonesia).
Berawal dari keprihatinan akan banyaknya data yang telah dikumpulkan rekan di lapangan berpuluh tahun lamanya di berbagai ruang dan tempat. Maka PIKA mengajukan diri untuk memulai mengumpulkan informasi yang masih terserak tadi. Bagaimanapun, inilah identitas kita (KSDAE, red) sebagai pemangku kawasan. Boleh jadi, terselip didalamnya mutiara yang begitu berharga.
Cukup menarik Ketika pemahaman dari lintas sektoral mencoba beradu argumen, sesekali diisi perdebatan yang sedikit memanas, namun tetap dengan semangat yang sama. Mencapai satu kesepahaman untuk memperbaiki diri. Hingga akhirnya ide didalam kepala, informasi diatas kertas, mulai menemukan bentuknya.
Dibungkus dengan konsep “Pengelolaan Inventarisasi Keanekaragaman Hayati Nasional”, tim di Bogor mencoba merekonstruksi aktivitas peluh teman-teman di lapangan. Puluhan ribu informasi keragaman hayati yang dikelola oleh Ditjen KSDAE dirangkai dalam sebuah peta yang menggambarkan betapa saat ini kita bekerja, benar-benar di lapangan. Puzzle informasi masih terus disempurnakan hingga akhirnya dapat digambarkan dalam bentuk peta sebaran penguasaan wilayah dan kekayaan jenis hayati di Indonesia.
Sumber : M. Misbah Satria Giri Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0