Aksi GYM, Gelar Edukasi Konservasi Alam

Selasa, 17 September 2024 BBKSDA Sumatera Utara

Narasumber Intan Novita, S.Hut. mengajak pelajar untuk ikut berperan dalam konservasi

Medan, 17 September 2024. Dua puluh orang anak muda berseragam kaos berwarna pink, terlihat berkumpul di salah satu sekolah swasta di Kota Medan, tepatnya di SMA Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) yang beralamat di jalan Sisingamangaraja Medan, pada Sabtu 14 September 2024. Dengan warna kaos yang menggoda itu, menarik perhatian pelajar dan guru-guru sekolah tersebut. Ternyata mereka adalah kumpulan Green Youth Movement (GYM) Batch 2 dari Simpul Belajar Balai Besar KSDA Sumatera Utara. Pagi itu anak-anak muda GYM ini sedang melaksanakan aksi nyata tindak lanjut dari proses pendidikan yang sedang mereka jalani dengan menggelar kegiatan Visit to School SMA Swasta UISU Medan guna mengedukasi pelajar tentang Konservasi Alam.

Panitia mengundang 3 narasumber, masing-masing Intan Novita, S.Hut. dari Green Leadership Indonesia (GLI) Batch 3, Thoyibah Pohan dari Green Leadership Indonesia (GLI) Batch 4 dan Evansus Renandi Manalu, Analis Tata Usaha dari Balai Besar KSDA Sumatera Utara. Kegiatan ini diikuti sekitar 100 orang pelajar dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Narasumber 1, Intan Novita, dengan topik bahasan Peran Anak Muda Untuk Konservasi, mengajak peserta untuk ikut berperan melalui edukasi dan kesadaran serta penerapan green lifestyle, yaitu gaya hidup yang berfokus pada keberlanjutan melalui penerapan 4 R : Reduce (mengurangi konsumsi produk atau energy yang dapat merusak lingkungan), Reuse (menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan), Recycle (Daur ulang limbah menjadi bahan yang lebih bernilai) dan Replace (mengganti produk atau energi yang merusak lingkungan dengan ramah lingkungan).

Narasumber Thoyibah Pohan, memperkenalkan manfaat konservasi

Sedangkan narasumber ke 2, Thoyibah Pohan yang saat ini sedang menjalani pendidikan sebagai mahasiswi di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU), membawakan materi tentang Conservation, mencoba memperkenalkan kepada peserta tentang manfaat dari konservasi, yaitu manfaat ekologi dan manfaat ekonomi. Peserta juga diperkenalkan dengan jenis-jenis dari konservasi yang umum yaitu Konservasi In-Situ (di dalam kawasan) dengan contoh kawasan Cagar Alam (CA) Dolok Saut serta kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), dan Konservasi Ex-Situ (di luar kawasan) dengan ragam contoh Central Park Zoo. Menarik di penutup paparannya, Thoyibah Pohan menyampaikan pesan “konservasi bukanlah tugas berat, melainkan komitmen bersama untuk melestarikan dan menjaga keseimbangan alam”.

Narasumber 3, Evansus Renandi Manalu, membangun kesadaran dan kepedulian peserta melalui gambaran permasalahan yang dihadapi oleh tumbuhan dan satwa liar

Dan narasumber terakhir ke 3, Evansus Renandi Manalu, membahas tentang Keanekaragaman Hayati flora dan fauna Indonesia, khususnya yang endemik Sumatera Utara yang kondisinya terancam akibat berbagai permasalahan, seperti masalah jerat yang mengakibatkan beberapa satwa, seperti: Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Gajah, dan lain-lain menjadi korban bukan hanya cacat tetapi juga kematian satwa kunci tersebut. Selain masalah  jerat dan perburuan liar, masalah lain yang juga  diungkapkan dan dipaparkan oleh Evansus, yaitu aktivitas atau perbuatan pemilikan/ pemeliharaan satwa liar dilindungi secara illegal, seperti kasus yang sedang viral saat ini yaitu pemeliharaan satwa jenis Landak Jawa (Hystrix javanica) oleh warga di Provinsi Bali, serta permasalahan perdagangan satwa liar dilindungi yang ironisnya pelakunya justru dilakukan oleh seorang anak remaja yang berusia 16 tahun memperdagangkan satwa jenis Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) dan Elang Bondol (Haliastur indus), burung Alap-alap (Accipiter trivirgatus) melalui media sosial di Cirebon. Oleh karena itu narasumber mengajak seluruh peserta untuk peduli terhadap nasib satwa liar sebelum satwa itu punah, seperti yang terjadi pada Harimau Bali (Panthera tigris balica)  yang sudah punah sekitar tahun 1940-an dan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) yang juga sudah punah sekitar tahun 1980-an.

Foto bersama seluruh Panitia, Narasumber dan Kepala SMA UISU

Penyajian para narasumber yang menarik tersebut, mendorong sebagian peserta untuk bertanya menggali informasi dan pengetahuan tentang konservasi alam dari narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pun berkualitas sehingga diskusi terlihat sangat dinamis dan memberi pencerahan baru bagi para peserta. Diakhir acara, narasumber Evansus Renandi Manalu memberi kenang-kenangan berupa buku karya tulisnya kepada Kepala Sekolah SMA UISU sebagai bentuk apresiasi atas sambutan yang baik dari pihak sekolah. Aksi nyata ini bukanlah yang terakhir, tetapi awal dari aksi-aksi berikutnya… Salam Lestari ……..

Sumber : Nazril (Green Youth Movement Batch 2) – Balai Besar KSDA Sumatera Utara


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini