Pesona Belibis di TWA Sicike-cike

Senin, 24 Juli 2023 BBKSDA Sumatera Utara

Pancur Nauli, 24 Juli 2023 - Taman Wisata Alam (TWA) Sicike-cike yang terletak di dua kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu kabupaten Dairi dan kabupaten Pakpak Bharat, menyimpan kekayaan keragaman hayati yang sangat luar biasa. Kawasan ini menjadi habitat dari ratusan jenis anggrek hutan dan Kantung Semar (Nephentes sp.) serta beragam jenis tanaman obat yang tumbuh subur. 

Disamping itu, di  kawasan konservasi ini juga banyak ditemukan satwa liar yang khas, seperti : Siamang (Symphalangus syndactylus), Mentok Rimba / Itik Liar (Cairina scutulata), Burung Enggang (Buceros Sp.) dan Musang (Paradoxurus hermaprodicus). Salah satu jenis satwa liar yang  kerap juga muncul adalah Belibis Batu (Dendrocygna javanica), seperti yang terpantau saat petugas Resort TWA Sicike-cike mendampingi mahasiswa jurusan Biologi Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) di TWA Sicike-cike belum lama ini, dimana sekumpulan Belibis Batu atau yang sering juga disebut dengan Belibis Polos dan Belibis Kecil sedang berenang di salah satu dari tiga danau di TWA Sicike-cike.

Kemunculan sekelompok unggas berparuh datar ini tentunya menarik perhatian. Tidak terpengaruh dan terusik dengan kehadiran petugas bersama dengan mahasiswa, belibis seolah sangat menikmati suasana di danau tersebut. Di waktu-waktu tertentu memang, burung yang dapat mengeluarkan suara siulan sehingga dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan whistling duck, akan berkumpul di danau-danau tersebut.

Belibis dari keluarga anatidae dan dari genus Dendrocygna merupakan burung pemakan tumbuh-tumbuhan. Di Indonesia, burung belibis terdiri dari dua jenis, yaitu burung Belibis Kembang (Dendrocygna  arcuata) dan burung Belibis Batu. Satwa ini berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Indukan akan membuat sarang di lubang pohon atau terkadang di tanah. Dalam sekali bertelur dapat menghasilkan 7-17 butir.

Dengan kerapnya belibis terlihat berkumpul di danau yang ada di TWA Sicike-cike, mengindikasikan bahwa burung ini merasa tenang dan nyaman berada di kawasan. Burung pengembara ini pun merasa segala kebutuhannya tercukupi selama berada di sana. Sebaliknya, keberadaan dan kelimpahan dari burung-burung air (termasuk belibis) dapat dijadikan sebagai indikator penting dari produktivitas suatu ekosistem lahan basah.

Dengan kehadiran belibis, sejatinya mengukuhkan posisi kawasan TWA Sicike-cike menjadi salah satu  kawasan wisata konservasi alam unggulan di Provinsi Sumatera Utara yang layak untuk dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kawasan ini menawarkan berbagai ragam kegiatan yang dapat dilakukan, seperti : pusat pembelajaran (edukasi) konservasi alam, penelitian (riset) keanekaragaman hayati, serta  penggalian kearifan budaya lokal mengingat kawasan TWA Sicike-cike menyimpan legenda  cerita rakyat yang oleh etnis/suku Pakpak diyakini sebagai  asal muasal leluhur mereka, sehingga kawasan ini juga disakralkan serta dijaga/dipertahankan kelestariannya.

Bagi para penggiat fotografer, kawasan TWA Sicike-cike menawarkan pula momen-momen keindahan serta keunikan alam, termasuk diantaranya kumpulan burung belibis, yang dapat menjadi sasaran bidikan kamera. Keindahan natural (alami) ini bila dikemas dengan seni fotografi yang menarik, tentunya akan menjadi pesona dan kekuatan magis dalam menginspirasi pengunjung untuk napak tilas menjelajahi kawasan ini. 


Sumber : Hotber Sianturi – Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 3

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini