IPB Turunkan Mahasiswa Kehutanan Meneliti Biawak Komodo & Kakatua Kecil Jambul-Kuning di TN Komodo

Senin, 13 Maret 2023

Labuan Bajo, 13 Maret 2023. Mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) melaksanakan kegiatan penelitian di Taman Nasional Komodo pada Februari – Maret 2023. Agisna Riza Permadi, mahasiswa Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, tertarik melakukan kajian penelitian mengenai ekologi kakatua kecil jambul kuning di kawasan Taman Nasional Komodo. Judul penelitian yang diangkat oleh Riza adalah “Analisis Kesesuaian Habitat Burung Kakatua Kecil Jambul Kuning di Pulau Komodo”.

Riza mulai melaksanakan kegiatan penelitian monitoring populasi kakatua kecil jambul kuning pada tanggal 24 Februari 2023 di Resort Loh Liang - Pulau Komodo yang termasuk ke dalam  tata  kelola  Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN)  Wilayah  II,  Balai  Taman  Nasional  Komodo.  Setelah  melaksanakan pengamatan selama lebih dari 10 hari di lapangan, Riza memperoleh data dugaan populasi kakatua kecil jambul kuning yang relatif banyak yaitu 90 ekor. Riza mengamati bahwa burung kakatua kecil jambul  kuning  di  lembah  Loh  Liang  banyak  memanfaatkan  pohon  yang  telah  mati  sebagai sarangnya, dan jenis vegetasi yang paling dominan digunakan adalah tumbuhan gebang (Corypha utan). Selain itu, Riza juga mengamati bahwa koloni kakatua di Loh Liang paling sering terlihat mengonsumsi buah kelumpang, hantap (Sterculia oblongata), pucuk daun kesambi, dan pucuk daun asam. Ketersediaan pakan merupakan salah satu komponen penting untuk kelestarian populasi kakatua karena burung kakatua harus bersaing dengan jenis burung lain dalam mencari pakan di alam. Salah satu kompetitor alaminya antara lain: kepudang kuduk hitam, welik laut, welik hijau dan srigunting.

Jagawana Balai Taman Nasional Komodo secara rutin mengamati dinamika populasi kakatua kecil jambul kuning pada 10 lokasi pengamatan tetap. Sebagian besar lokasi pengamatan tersebut berada di Pulau Komodo, yaitu: Loh Lawi, Banungguung, Poreng, Loh Sebita, Loh Baes, Sok Keka, dan Sok Pure. Riza berupaya untuk mengetahui jalur transek yang sesuai untuk menandai titik keberadaan kakatua pada habitat aslinya. Riza melakukan pengumpulan titik presence kakatua selama 9 hari dengan 3 jalur transek dan 2 kali pengulangan (pagi dan sore hari).

Selain melaksanakan kegiatan penelitian di Taman Nasional Komodo, Riza juga berkesempatan mengikuti kegiatan tambahan lainnya yaitu monitoring populasi biawak komodo bersama Yayasan Komodo  Survival  Program.  Riza  belajar  memasang  perangkap  komodo  dengan  menggunakan metode CMRR untuk memonitor dugaan populasi komodo yang hidup di lembah Loh Liang. Penanganan komodo dalam perangkap merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam monitoring komodo agar satwa tidak terluka dan stress ketika penanganan. Tahapan dalam handling komodo dalam perangkap, yaitu memegang ekor komodo agar tidak berontak, mengikat kaki-kaki komodo dan menutup mulut komodo dengan menggunakan isolasi. Setelah itu baru dapat dilakukan pengukuran dimensi dan berat komodo. Kegiatan ini sangat berguna untuk menjadi data time series bagi komodo yang ada di Pulau Komodo dan juga merupakan salah satu cara invetarisasi komodo baru yang belum teridentifikasi. Ilmu yang didapatkan sangat berharga karena belum tentu mahasiswa dapat mendapatkannya di perguruan tinggi maupun kondisi lapangan lain sehingga membuat momen ini menjadi sulit terlupakan.

Sumber: Balai Taman Nasional Komodo

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Hendrikus Rani Siga, S.Hut., M.Sc. (+6281353363519)

Penulis Berita: Mahasiswa Departemen KSHE Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Agisna Riza Firmadi (+6281298540323)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)

 

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini