Senin, 30 Januari 2023
Palangka Raya, 30 Januari 2023 – Taman Nasional (TN) Sebangau kembali merilis potensi keanekaragaman air tawar jenis baru kali ini merupakan penghuni perairan gambut, jenis ikan air tawar yang bagi sebagian kita tidak terlalu penting namun sangat berarti bagi pengetahuan keanekaragaman hayati Kalimantan Tengah dan Indonesia.
Yang pertama adalah jenis ikan Brevibora exilis sebagaimana tayangan instagram Balai TN Sebangau dengan akun @btn_sebangau tanggal 17 Januari 2023 termasuk ke dalam family Danionidae yang dahulu dikelompokan dalam family Cyprinidae. Mengulik hasil penelitian jenis ikan di Taman Nasional Sebangau dalam jurnal Peatland fish of Sabangau, Borneo oleh Thornton S.A, et al. 2017, jenis rasbora oleh masyarakat setempat disebut ikan seluang, terkelompok dalam satu family yakni Cyprinidae termasuk genus rasbora dengan 4 spesies yaitu Rasbora kalochroma, Rasbora cephalotaenia, Rasbora dorciocellata dan Rasbora kalbarensis. Dalam jurnal tersebut belum dijumpai jenis Brevibora exilis.
Oleh Liao, T.-Y. & Tan, H.H. 2014 dalam jurnal berjudul Brevibora exilis, A new rasborin fish from Borneo, jenis ini ditemukan di cekungan sungai Kahayan dan sungai Sebangau Kalimantan Tengah. Ukuran tubuh relatif panjang dan ramping sekitar 25 mm yang sangat menonjol dari ikan ini mempunyai bercak hitam pada sirip atas (punggung).
Jenis kedua adalah Betta hendra termasuk jenis ikan cupang atau dalam family Osphronemidae, jenis ini merupakan salah satu dari delapan jenis ikan cupang di TN Sebangau yang pernah dirilis oleh Dr. Sara A. Thornton dalam Mires and Peat, 2017: Peatland fish of Sabangau, Borneo yaitu : Betta anabatoides, Betta foerschi, Luciocephalus pulcher, Luciocephalus aura, Belontia hasselti, Sphaerichtys osphromenoides, Sphaerichtys acrostoma dan Trichopodus pectoralis.
Betta hendra, dijelaskan oleh Schindler & Linke dalam jurnalnya yang berjudul Betta hendra – a new species of fighting fish (Teleostei: Osphronemidae) from Kalimantan Tengah (Borneo, Indonesia), 2013 merupakan anak varian dari spesies Betta cocchina. Betta hendra termasuk jenis ikan petarung berukuran antara 30-45 mm dengan warna-warni kehijauan cerah dibagian sisi tubuh, sirip tidak berpasangan dijumpai di rawa-rawa gambut dan saluran sungai Sebangau sebelah Selatan dan Barat Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Jenis ketiga adalah “cupang sebangau” Betta foerschi, sebagaimana jurnal Peatland fish of Sabangau, Borneo oleh Thornton S.A, et al. 2017, ikan ini pernah terdata di TN Sebangau, setelah dilakukan identifikasi lanjutan besaran dan warna ikan berbeda dengan yang pernah ditemukan.
Secara umum Betta foerschi yang ditemukan sebelumnya berwarna biru polos tanpa motif sedangkan “cupang Sebangau” yang ditemukan berukuran 35-40 mm, berwarna emas kebiruan dengan garis motif hitam melintang tubuh. Berdasarkan hasil identifikasi sample hidup dan foto yang dilakukan oleh Teguh Willy Nugroho bersama Muhammad Iqbal Ridhany dibantu oleh komunitas pecinta ikan hias disimpulkan sebagai anak varian jenis baru dari Betta foerschi. Ikan Cupang Sebangau ini dijumpai pada anak sungai yang tenang dan rawa-rawa dangkal sedikit arus air.
Menelisik status konservasi terhadap 3 (tiga) jenis ikan endemik ini melalui situs IUCN untuk jenis ikan seluang Kalimantan (Brevibora exilis) dalam status Near Threatened (NT) atau hampir terancam atau dalam kondisi mengalami penurunan spesies di alam, Cupang hendra (Betta hendra) dalam status Critically-Endangered (CR-EN) merupakan status kritis bagi spesies yang semakin mendekati kepunahan di alam, sedangkan “cupang sebangau” Betta foerschi berstatus endangered (EN) genting/ terancam atau dapat disebutkan bahwa kondisi spesies di alam sudah sangat sedikit menuju kritis.
Ketiga jenis ikan ini kita syukuri sebagai pengetahuan dan penambah khazanah keanakeragaman yang kita miliki namun kita juga tidak boleh berhenti untuk terus melakukan eksplorasi potensi keragaman-keragaman hayati bangsa sebagai aset dan kekayaan berharga.
Status konservasi ketiga jenis ini berada dalam kondisi yang tidak aman, hal ini terkait dengan aksi perburuannya dialam dan aktivitas menangkap ikan yang tidak arif misalnya dengan "menyetrum" dan atau meracun yang dampaknya dapat membunuh seluruh jenis biota air.
Ketiga jenis ikan kecil ini bagi sebagian kita mungkin bertanya untuk apa ditangkap?, bukan menjadi kebutuhan? dan pertanyaan kekurang mengertian kita lainnya, namun sesungguhnya yang terjadi adalah jenis ikan kecil, unik seperti jenis seluang (rasbora, sp) dan cupang (betta, sp) telah menjadi komoditas dalam pasar ikan hias baik dalam maupun luar negeri dan harganya pun lumayan tinggi.
Pembatasan atau regulasi terhadap ikan-ikan ini juga masih belum banyak kita jumpai, postingan Balai TN Sebangau mungkin hanya sample betapa negeri kita kaya raya, dan penelitian-penelitian yang dilakukan hanya sebatas pada tatanan akademis tidak kita lanjutkan menjadi informasi yang lebih sederhana sebagai pengetahuan publik.
Merujuk Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/ MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/ 2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi baru terdapat 20 jenis dari 7 family Ikan yang berstatus dilindungi untuk jenis ikan hias dan masih terbatas pada jenis siluk atau arwana.
Sumber: Hidayat Turrahman, S.Hut – PEH Muda Balai Taman Nasional Sebangau
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5