Kamis, 11 Agustus 2022
Jakarta, 11 Agustus 2022 - Memiliki gugusan pulau yang mencakup 78 pulau, Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) menawarkan keindahan alam laut yang tidak kalah dari destinasi laut lainnya. Keindahan bawah lautnya menjadi objek yang memikat untuk dinikmati para penyelam, khususnya keindahan terumbu karang. Namun, kondisi ekosistem pesisir dan laut saat ini banyak mengalami kerusakan baik karena aktivitas manusia maupun secara alami dampak dari pemanasan global. Salah satunya Kawasan TNKpS yang terletak di Kab. Adm. Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Penelitian yang dilakukan oleh yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI) selama 2 tahun menyebutkan telah terjadi penurunan persentase tutupan karang di Kepulauan Seribu dari 34,2% menjadi 31,7%. Penurunan persentase tutupan karang hidup tersebut diakibatkan oleh kematian dan kerusakan karang.
Untuk memulihkan kerusakan yang terjadi, banyak cara yang dilakukan salah satunya transplantasi karang. Transplantasi karang adalah salah satu upaya kegiatan rehabilitasi terumbu karang melalui propagasi karang/pemotongan karang indukan yang selanjutnya ditanam ditempat lain yang mengalami kerusakan atau menciptakan habitat baru pada lahan yang kosong. Kegiatan transplantasi karang selain memberikan pemulihan ekologi juga memberikan peningkatan ekonomi masyarakat.
Keseimbangan antara peningkatan ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumber daya laut menjadi tuntutan dan sekaligus kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelompok Smiling Coral Indonesia (SCI) salah satu kelompok yang bermitra dengan TNKpS bertujuan untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dan berkontribusi bagi kelestarian lingkungan. SCI adalah kelompok binaan Taman Nasional Kepulauan Seribu yang bergerak di bidang ilmu kelautan, konservasi dan pengembangan ekowisata, budidaya perikanan, penanganan sampah laut, pemberdayaan masyarakat dan pelatihan-pelatihan yang digagas oleh kaum milenial peduli lingkungan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.
Salah satu metode transplantasi karang yang telah dikembangkan oleh kelompok SCI adalah dengan media rocklife. Media ini merupakan modifikasi media rockfile yang telah dikembangkan oleh TN Kepulauan Seribu. Media rocklife yang dikembangkan adalah media alami dari batuan karang yang telah lama mati lalu di tambahkan dengan coran semen untuk dudukan, berbentuk segi empat/lingkaran dengan ukuran 40x40 cm, batuan karang disusun seperti bangunan kecil yang nantinya diperuntukan untuk rumah ikan dan biota laut, dipasang paralon 1 inch untuk tempat baby coral ditanam dan diberikan tagging nama menggunakan kertas anti air serta dilapisi kaca.
Direktorat PJLKK pada tanggal 4 Agustus 2022 berkesempatan mengikuti program adopsi karang di Area Taman Laut dan Coral Reef Education Center, Perairan Tanjung Elang Pulau Pramuka. Bersama dengan ketua kelompok SCI yaitu Hermasnyah, pelaksanaan program adopsi karang dimulai dengan pembekalan informasi kelestarian karang dan manfaatnya.
“Salah satu kegiatan yang kami kembangkan yaitu kegiatan edu-ekowisata adopsi coral, suatu atraksi wisata dengan melibatkan wisatawan selain menikmati keindahan kawasan TN, wisatawan juga diajak berkontribusi dalam upaya pelestarian terumbu karang. Karang yang digunakan merupakan karang hasil budidaya (F2), dan hanya 10% yang digunakan dari koloni indukan dan dari hasil pengamatan tingkat keberhasilan sebesar 85%” ,ungkap Hermansyah.
Berdasarkan penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), keberadaan terumbu karang di Indonesia harus benar-benar dijaga karena kerusakan karang dengan penggunaan bahan peledak dan perubahan iklim global.
“Salah satu upaya mitigasi iklim yaitu dengan menanam coral, menanam mangrove dan sea grass. Kami diperbolehkan melakukan penanaman pada areal kegiatan seluas 13 Ha melalui Kemitraan Konservasi dengan Balai TNKpS yang terdiri dari ekosistem terumbu karang, mangrove dan sea grass” tambah Hermansyah.
Mengusung konsep donasi, kelompok SCI memberikan jasa penyediaan media rocklife dan 10 anakan koral dengan sumbangsih dana donasi sebesar lima ratus ribu rupiah (Rp.500.000,-). Sebagai identitas, anakan koral tersebut akan diberi label nama orang tua asuhnya. Sehingga, bila akan mengunjungi pulau Pramuka maka anakan koral tersebut bisa ditengok kembali. Seru sekali bukan…
Adopsi karang yang dilakukan bukan hanya sebatas melakukan penanaman, namun dipantau secara berkala oleh kelompok SCI. Pemantauan anakan karang ini dilakukan sebagai cara bagi para pengunjung untuk lebih dekat dengan ekosistem terumbu karang. “Jangan khawatir, adopsi karang di Pulau Seribu tidak untuk dijual belikan namun untuk melestarikan terumbu karang. Nanti kami akan berikan pertumbuhan anakan karang setiap 3 bulan selama satu tahun” Jelas Hermansyah.
Adopsi karang hanya satu dari berbagai cara untuk ikut melestarikan lingkungan laut selain berkontribusi dalam penanaman terumbu karang. Langkah sederhana yang dapat dilakukan antara lain tidak membuang sampah ke laut atau ke sungai. Sudah bukan rahasia umum lagi dong kalau sungai akhirnya akan bermuara ke laut? Jadi kalau kita membuang sampah ke sungai, sama saja dengan membuang sampah ke laut. Akhirnya akan merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang.
Yuk Conservationmate, jangan hanya menikmati keindahan alam indonesia saja, tapi bersama-sama turut menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem untuk masa depan yang lebih baik.
Save Our Coral Reefs… Lets Donate to save our ocean…..
Sumber: Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi
Penulis : Gita Wulandari, Dewi Rahayu, dan Nursiyono
Foto : Balai TN Kep. Seribu dan Direktorat PJLKK
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5