Panen Asam Jawa di Resort Loh Sebita TN Komodo

Sabtu, 30 Juli 2022

Labuan Bajo, 27 Juli 2022. Taman Nasional Komodo memiliki ekosistem hutan yang beragam dan memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan yang tinggi, salah satunya  memiliki  populasi  pohon  asam  jawa  (Tamarindus Indica) yang  melimpah.  Masyarakat Kampung Komodo yang tergabung dalam kelompok masyarakat pengumpul buah asam jawa (Tamarindus indica) melakukan pemanenan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di wilayah Resort Loh Sebita Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Balai Taman Nasional Komodo. Terdapat empat kelompok dengan jumlah total 14 orang masyarakat yang beramai-ramai mulai mengumpulkan HHBK asam jawa selama enam hari mulai tanggal 14 – 19 Juli 2022. Rias (Pengendali Ekosistem Hutan Pemula) yang ditugaskan di Resort Loh Sebita berupaya mengobservasi aktivitas pemanenan HHBK didampingi oleh Ardianto dan Falentinus I. Djoda (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Sebita).

Rias dan tim mencatat setidaknya terdapat 65 karung asam jawa yang berhasil dikumpulkan oleh keempat kelompok pengumpul HHBK di Loh Sebita dalam beberapa hari terakhir. Kelompok pertama yang diketuai oleh Bapak Muhammad berhasil memperoleh 25 karung, kelompok kedua yang diketuai oleh Bapak Hasan mendapatkan 8 karung, sedangkan kelompok ketiga dan keempat yang diketuai oleh Bapak Mana dan Milla masing-masing memperoleh 19 dan 12 karung asam jawa. Karung yang digunakan berukuran 50 x 90 Cm, dengan berat kotor (kulit buah belum dikupas) rata-rata per karung berkisar antara 25 – 30 Kg.

Rias, Ardianto, dan Djoda berinisiatif mewawancarai kelompok masyarakat pengumpul HHBK di Loh Sebita guna memahami alur dagang mulai dari pengumpulan hingga penjualan ke pengepul asam jawa pertama. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa taksiran harga yang dibayarkan para pengepul kepada masyarakat adalah sebesar Rp100.000 – Rp130.000 setiap karungnya. Lebih lanjut, para pengepul akan membayarkan harga lebih tinggi untuk setiap karung berisikan buah asam jawa yang sudah dibersihkan kulutnya, sehingga masyarakat tidak hanya berlomba mengumpulkan buah, namun juga berkompetisi membersihkan buah asam jawa pada setiap karung hasil petikannya.

Musim pemanenan buah asam jawa hanya dilakukan satu kali yaitu pada bulan Juli – Agustus setiap tahunnya. Masyarakat Kampung Komodo biasa mengumpulkan buah asam dari wilayah Resort Loh Wau dan Resort Loh Sebita karena Pulau Komodo memiliki hamparan ekosistem hutan hujan tropis yang berbeda dengan ekosistem sabana di Pulau Rinca. Dalam proses pengumpulannya, kelompok masyarakat mengalami kendala dimana terdapat buah asam jawa yang belum matang dalam satu pohon. Hal ini membuat hasil petikan berkurang, yang awalnya bisa memperoleh dua karung menjadi hanya satu karung saja. Rias dan tim memanfaatkan momentum pengumpulan HHBK di Loh Sebita untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan pengelolaan Taman Nasional Komodo, utamanya kehati-hatian dalam memanen HHBK langsung dari alam. Rias dan tim juga menyampaikan agar masyarakat tidak menggunakan api dan meninggalkan sampah di dalam hutan sehingga alam tetap terjaga lestari.

Asam jawa memiliki ciri-ciri daun dengan panjang sekitar 5 – 13 cm, bentuk daun menyerupai pita yang meruncing, dan buahnya berbentuk memanjang dengan daging buah berwarna kuning kecoklatan yang menyelimuti biji warna kehitaman berjumlah 8 – 10 buah dalam setiap buahnya. Asam jawab tidak hanya memiliki manfaat gastronomi, namun juga bermanfaat sebagai pakan satwa liar, utamanya bagi kakatua kecil jambul kuning, rusa timor, dan monyet ekor panjang. Pohon asam juga seringkali digunakan oleh anakan komodo untuk berlindung dari predator sehingga kelimpahan populasinya sangat esensial bagi keberlangsungan ekosistem dan kelestarian populasi biawak komodo di Taman Nasional Komodo.

Terjaganya ekosistem hutan di Taman Nasional Komodo tentu memberikan banyak manfaat tidak hanya bagi satwa liar namun juga bagi masyarakat lokal yang tinggal di dalam kawasan. Balai Taman Nasional Komodo berharap agar aktivitas pemanenan HHBK asam jawa ini dapat dipraktikan secara lestari secara berkelanjutan oleh masyarakat Kampung Komodo. Selain asam jawa, beberapa potensi HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) yang ada di Taman Nasional Komodo diantaranya: Madu Hutan dan Srikaya.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penanggung Jawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Pemula - Rias (+6287810341748)

Penyunting Berita:  Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo +6282145675612

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini