Keanekaragaman Jenis Burung Endemik Wallacea Di Loh Buaya Dan Loh Liang

Jumat, 29 Juli 2022

Labuan Bajo, 11 Juli 2022. Mahasiswi Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Bandung, Fina Lutfia Arouffy telah melakukan penelitian magang terkait keanekaragaman jenis burung dan persebarannya pada tanggal 22 Juni 2022. Burung merupakan salah satu indikator yang sangat baik untuk mengetahui kesehatan lingkungan dan nilai keanekaragaman hayati secara keseluruhan untuk ketercapaian alam yang lestari. Burung juga memiliki peran penting bagi ekosistem, contohnya seperti jenis-jenis burung yang berperan serta sebagai penyebar biji tumbuhan untuk regenerasi tumbuhan di hutan.

Cakupan kajian keanekaragaman jenis burung ini berada pada kawasan Taman Nasional Komodo, tepatnya di Loh Buaya dan Loh Liang. Fina mendatangi Loh Buaya yang berlokasi di pulau Rinca dan Loh Liang yang berlokasi di pulau Komodo, terletak di wilayah Nusa Tenggara yang didominasi oleh jenis-jenis burung Wallacea. Fina mengharapkan data analisis mengenai burung tersebut nantinya dapat bermanfaat bagi Taman Nasional Komodo dalam pengelolaan di masa yang akan datang.

Dalam menganalisis keanekaragaman jenis burung, Fina menggunakan tiga metode yaitu metode point count, jelajah, dan data sekunder. Point count merupakan metode dengan cara pengamatan terpusat di bukit tertinggi dengan area pengamatan dalam radius 50 meter yang dilakukan pada pukul 06.00 hingga pukul 08.00 WITA dan pukul 16.00 hingga 18.00 WITA dengan 3 kali pengulangan pengamatan. Sedangkan, metode jelajah merupakan metode pengamatan dan pengambilan data dengan menelusuri jalur trekking pada wilayah terkait. Untuk kelengkapan analisis data, Fina memerlukan data tambahan yaitu dengan data sekunder. Beberapa data yang Fina ambil di lapang yaitu data nama spesies burung berdasarkan dari hasil identifikasi pengamatan, waktu perjumpaan burung, dan jumlah burung yang teramati.

Dari hasil analisis yang dilakukan, Fina mendapatkan hasil bahwa dari setiap wilayah kajian, baik Loh Buaya dan Loh Liang memiliki tingkat keanekaragaman dan persebaran yang berbeda, namun setiap wilayah tetap memiliki keunikannya tersendiri. Di Loh Buaya, Fina mengamati bahwa spesies burung kuntul karang (Egretta eulophotes) cenderung mendominasi sedang mencari makan di area mangrove. Sedangkan berdasarkan pengamatan di Loh Liang, Fina mengamati bahwa terdapat 37 spesies yang didominasi oleh spesies Cacatua sulphurea atau kakatua-kecil jambul kuning. Wilayah Loh Liang kaya akan tanaman pakan bagi spesies kakatua- kecil jambul kuning seperti banyaknya hutan asam dan pohon nitak. Kakatua-kecil jambul kuning juga merupakan satwa kunci Taman Nasional Komodo. Salah satu faktor penyebab jumlah keanekaragaman spesies burung di Loh Liang lebih banyak dibandingkan di Loh Buaya, yaitu dikarenakan tidak adanya persaingan sumber pakan. Berbeda dengan Loh Buaya, yang sumber pakannya dikuasai oleh banyak koloni monyet ekor panjang yang sama-sama memakan buah, biji-bijian, dan daun muda.

Berdasarkan keunikan beberapa spesies, Fina menemukan bahwa spesies yang berada di wilayah Loh Buaya belum tentu akan ditemukan di wilayah Loh Liang, begitu pula sebaliknya. Contohnya seperti spesies decu belang (Saxicola caprata) yang banyak ditemukan di Loh Buaya, tetapi sulit ditemukan di Loh Liang. Fina menyimpulkan bahwa hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh habitatnya yang cenderung berada di area bukit dan lembah sabana. Untuk spesies burung di Loh Liang yang tidak ada di Loh Buaya yaitu Kakatua-kecil jambul kuning, yang dikarenakan persaingan pakan yang telah disebutkan sebelumnya.

Tentunya, pada beberapa wilayah kajian masih memiliki lebih banyak jenis burung. Namun beberapa peneliti, termasuk Fina belum bisa mengamati secara lanjut dikarenakan keterbatasan tenaga kerja, alat, dan waktu. Setelah menjalankan penelitian ini, Fina berharap akan ada penelitian lebih lanjut mengenai inventarisasi keanekaragaman jenis burung, sehingga dapat menjadi prospek yang bagus bagi Taman Nasional Komodo dalam pemberdayaan fauna serta menambah daya tarik wisatawan dalam mengenal burung-burung endemik Wallacea yang berada di kawasan Taman Nasional Komodo.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo           

Penanggung Jawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Mahasiswa Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Bandung - Fina Lutfia Arouffy (+6281382043549)

Penyunting Berita:

  1. Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)
  2. Mahasiswa Magang Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Salma Noer Aulia (+6285155456100)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo +6282145675612

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini