Mengenal Kedasih, Si Burung "Parasit"

Senin, 11 Juli 2022

Dampu, 11 Juli 2022 - Burung parasit, ada yang pernah melihatnya di hutan? mungkin sebagian masyarakat tidak menyangka ada jenis mahluk seperti burung ini. Burung dengan perilaku yang tidak umum dan terkesan sangat menjengkelkan. Bagaimana tidak, burung ini menjadi parasit bagi jenis-jenis burung tertentu di hutan.

Burung ini memiliki perilaku yang berbeda dari burung lain. Jika burung lain bertelur dan mengerami serta merawat anaknya sendiri, berbeda dengan burung ini. Jenis ini meletakkan telurnya di sarang burung lain. Burung inang tidak sadar dan tetap mengerami hingga menetas, dan bahkan merawat anak burung parasit hingga dewasa. Kejamnya lagi burung ini menyingkirkan telur burung inang dari sarangnya, agar inang fokus membesarkannya.

Kedasih, nama yang terdengar bagus. Burung dengan nama Indonesia Wiwik Uncuing (Cacomantis sepulclaris) ini adalah tersangkanya. Burung dengan ukuran kecil (23 cm) yang tersembunyi di rimbunnya hutan atau semak. Burung dewasa bagian kepala berwarna abu-abu. Punggung, sayap dan ekor coklat keabu-abuan, serta tubuh bagian bawah merah karat. Sedangkan burung masih muda, ciri-cirinya adalah punggung coklat terang. Tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan garis-garis hitam yang cukup lebar dan jelas pada seluruh bulunya. Iris berwarna coklat, lingkar mata kuning, paruh hitam, dan kaki abu-abu.

Apakah parasit ini juga ada di Tambora? tentu ada. burung yang biasa di sebut “tipetaha” oleh masyarakan Mbojo ini juga dapat dijumpai di Tambora. Jenis ini ditemui dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Pada tepian hutan atau perbatasan hutan dengan perkebunan hingga di dataran tinggi di wilayah Pancasila. Dengan suara yang nyaring dan wujud tidak tampak burung ini menjadi pemecah kesunyian hutan tambora.

Kalau burung ini parasit lalu fungsinya apa? tentu tetap ada fungsinya. setiap mahluk hidup yang ada di hutan tentu memiliki fungsi masing-masing. Hal itu karena tiap mahluk bagian dari rantai makanan di dalam suatu ekosistem. Burung ini merupakan insektivora, atau pemakan serangga. Sehingga keberadaanya berfungsi sebagai pengendali populasi serangga di dalam hutan. Burung ini memakan ulat atau larva serangga yang ada di dalam hutan dan menjadi pembasmi ulat secara alami. Meskipun burung ini perilakunya layaknya parasit yang merugikan jenis burung lain tapi dia tetap bagian dari ekosistem hutan Tambora.

 

Sumber : Samsul Maarif, PEH SPTN II Pekat - Balai TN Tambora

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 4.5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini