Ngawangkong Bersama Kelompok Tani Hutan Binaan BBTNGGP

Kamis, 17 Februari 2022

Sukabumi, 16 Februari 2022. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) melalui Bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah II Sukabumi melakukan pendampingan Kelompok Tani Hutan (KTH) di dua Resort yaitu Resort Selabintana dan Resort Nagrak. Pendampingan KTH binaan ini dilakukan dengan strategi "Ngawangkong" yang menjadi agenda rutin Petugas Resort dan Pejabat Fungsional (Polhut, Penyuluh, dan PEH) lingkup Bidang PTN Wilayah II Sukabumi bersama multi pihak. Ngawangkong adalah suatu istilah dari bahasa sunda yang artinya ngobrol, merupakan salah satu tradisi di masyarakat sunda dalam memanfaatkan waktu, biasanya dilakukan sore hari untuk bersosialisasi. 

Resort Selabintana bertugas mendampingi KTH Pangkalan Barokah di Desa Undrus Binangun, Selasa (15/2). KTH Pangkalan Barokah yang dibentuk dan ditetapkan pada bulan Oktober 2021, saat ini dalam proses pengusulan registrasi kelompok oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Ngawangkong bareng KTH kali ini diikuti Kepala Desa Undrus Binangun, Petani Sukses (Bpk. Arif Darmono), dan mahasiswa Sekolah Vokasi IPB Program Studi Ekowisata yang sedang melakukan PKL di Seksi PTN Wilayah III Selabintana. Beberapa pelajaran yang didapat yaitu terkait pemilihan usaha yang sukses dan berkelanjutan, serta membangun kepercayaan dan pemahaman dalam kelompok.

Arif Darmono, salah satu tokoh petani sukses di Desa Undrus Binangun mengatakan, bahwa usaha yang dilakukan oleh KTH harus memiliki nilai ekonomis tinggi dalam setiap usaha yang dikerjakan, seperti usaha ternak, pertanian, dan lainnya harus diawali dengan bibit yang berkualitas. Bibit yang berkualitas akan sangat berpengaruh dalam keberlanjutan usaha. 


Sebelumnya Resort PTN Nagrak bersama Penyuluh Kehutanan Bidang PTN Wilayah II Sukabumi melakukan pendampingan di KTH Kuta Lestari, Desa Cihanjawar pada tanggal 18 Januari 2022 silam. KTH Kuta Lestari merupakan KTH Binaan BBTNGGP yang dibentuk pada tahun 2016. Tema Ngawangkong bareng KTH kali ini yaitu budidaya lebah trigona. Muplih, Penyuluh Kehutanan CDK III Sukabumi yang hadir dalam ngawangkong bareng KTH kali ini menyampaikan bahwa budidaya lebah trigona sangat baik untuk dikembangkan oleh KTH Kuta Lestari. Selain tidak menyengat, memiliki nilai ekonomis, dan budidaya lebah trigona juga tidak akan mengganggu waktu usaha utama kelompok sebagai pengumpul getah damar. Beberapa pelajaran yang didapat dari ngawangkong kali ini adalah kelompok menemukan adanya potensi lebah trigona itama di dalam kawasan, potensi pakan dan lingkungan cocok untuk dikembangkan budidaya trigona di KTH Kuta Lestari, dan akan dilakukai survey bersama tekait potensi trigona itama yang ditemukan. 

Desa penyangga memiliki peran penting dalam konservasi alam di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Terdapat 60 desa berbatasan dengan kawasan TNGGP yang tersebar di 3 Bidang Wilayah. Pada bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah Sukabumi terdapat 30 desa yang berbatasan dengan kawasan. Dari 30 desa tersebut saat ini sudah terbentuk 10 Kelompok Tani Hutan (KTH) antara lain, KTH Tunas Bangsa di Desa Cihanjawar; KTH Lestari Alam Sejahtera, KTH Kuta Lestari di Desa Cihanyawar; KTH Tunas Harapan di Desa Pawenang; KTH Mandiri Ciwangun  di Desa Babakan Panjang; KTH Harapan Maju di Desa Ginanjar; KTH  Karya Tani di Desa Ambar Jaya; KTH Nikreuh Mandiri di Desa Pasir Datar Indah; KTH Jaga Raksa Goalpara di Desa Cisarua, dan KTH Pangkalan Barokah di Desa Undrus Binangun. 

Secara umum KLHK menetapkan klasifikasi KTH dibedakan menjadi tiga kelas, yakni kelas pemula, kelas madya, dan kelas utama. Pembagian kelas ini didasarkan kepada penilaian  terhadap KTH dalam melaksanakan kegiatan kelola kelembagaan, kelola kawasan, dan kelola usaha. Kelompok Tani Hutan yang sukses apabila telah berhasil mengelola aspek kelembagaan, aspek kawasan, dan aspek usaha. 

Sumber : Febriyani, S.Hut – Penyuluh Kehutanan Muda Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Dok : Bidang PTN Wilayah II Sukabumi - BBTNGGP

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 1.5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini