Kelompok Tani Hutan TNGGP Belajar Bisnis Plan Model BMC

Rabu, 08 Desember 2021

Sukabumi, 7 Desember 2021. Plt. Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah II Sukabumi “Aden Mahyar Burhanuddin, S.H., M.H” mewakili Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) membuka secara resmi, Pelatihan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, Rabu (8/12). Pelatihan yang dilaksanakan di Fresh Hotel, Sukabumi tersebut mengambil tema pelatihan bisnis plan model Canvas dengan pemateri Fatkurrahman, S.Hut. dan Hari Destrianto, SE, M.Sc. dari Aksioma Institute. Wina Kurnia Sejati, S.Hut. MP. Penyuluh dari Cabang Dinas Kehutanan Wilayah III memandu kegiatan dengan peserta pelatihan sebanyak 30 (tiga puluh) orang dari Desa Cisarua dan Desa Undurs, Kabupaten Sukabumi. Kelompok masyarakat yang hadir mewakili Kelompok Tani Hutan (KTH) Jaga raksa Goalpara dan KTH Pangkalan Barokah yang ada di sekitar kawasan Bidang PTN Wilayah II Sukabumi.

Pelatihan bisnis plan ini berguna untuk meningkatkan kapasitas KTH dalam pengembangan usaha ekonomi khususnya menggunakan metode POD, pembelajaran orang dewasa. Peserta distimulus untuk aktif, tidak hanya pasif mendengar. Penyampaian materi pun tidak hanya berupa slide tetapi  memanfaatkan media lain yang interaktif, seperti penggunaan kertas karton, kertas meta plan, dan spidol warna  sehingga peserta aktif dan tidak bosan.

Sebelum para peserta diberikan materi Bisnis Plan Model Canvas, peserta di pandu oleh pemateri pertama Fatkurrahman, S.Hut. untuk memperkenalkan diri menyebutkan nama, asal dan pekerjaan masing-masing. Masing-masing perwakilan KTH menyampaikan aktifitas yang telah dilakukan, mulai dari terbentuknya KTH hingga saat ini. Selanjutnya peserta diminta untuk mendeskripsikan potensi yang ada di wilayah masing-masing dan dibuat dalam bentuk sketsa desa dengan menampilkan setiap potensi yang ada. 

Peserta perwakilan dari KTH Jaga Raksa Goalpara menyampaikan bahwa Desa Cisarua memiliki potensi yang sangat melimpah diantaranya yaitu, saat ini ada beberapa masyarakat yang memiliki usaha ternak sapi, kambing/domba. Hewan ternak dari Desa Cisarua saat ini sudah mimiliki mitra untuk penjualan salah satunya dari beberapa Badan Amal Zakat di Jakarta. Desa cisarua juga memiliki potensi pakar ternak yang sangat melimpah, bahkan para peternak di daerah Bogor dan Jakarta mengambil pakan ternak dari Desa Cisarua. Produksi pertanian hortikultura yang menjadi potensi desa juga saat ini penjualannya sudah sampai ke pasar lokal di Sukabumi dan Pasar Kramat Jati Jakarta. Potensi wisata alam berupa Camping Ground dan Air Terjun yang ada di Desa Cisarua juga menjadi objek yang potensial untuk dikembangkan, walaupun saat ini pengunjung yang datang baru berasal dari masyarakat sekitar desa dan kota Sukabumi.

Sedangkan peserta dari KTH Pangkalan Barokah menyampaikan bahwa potensi yang ada di Desa Undrus Binangun yaitu berupa pertanian hortikuktura, ternak kambing/ sapi, dan perkebunan buah Alpukat. Saat ini di Desa Undrus Binangun sudah ada beberapa masyarakat yang menanam buah alpukat dengan kualitas bibit yang sangat potensial untuk dikembangkan. Diharapkan kedepannya Desa Undrus Binagun bisa memiliki komoditas buah alpukat yang unggul dan dikenal sebagai Kampung Alpukat. 

Materi selanjutnya dari Hari Destrianto, S.E., M.Sc. menyampaikan secara sederhana, bisnis model canvas adalah bagaimana mengahasilkan laba dari usaha kita. Model bisnis harus simpel/sederhana, relevan (saling berhubungan) dan secara instuitif mudah dimengerti. Model bisnis canvas adalah suatu alat dalam manajemen strategik dan kewirausahaan untuk menjelaskan, mendesain, menantang, menciptakan, poros dalam suatu bisnis. Business Model Canvas (BMC) memiliki sembilan elemen yang terdiri dari customer segments, value propositions, channels, customer relation, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure. Pemateri juga memaparkan maksud dari kesembilan elemen BMC tersebut 

Setelah penyampaian materi oleh Hari Destrianto, S.E., M.Sc., peserta belajar praktek membuat model bisnis sesuai dengan usaha yang diharapkan kelompok kedepannya. Beberapa usaha yang tersebut, yaitu usaha tani  hidroponik, usaha ternak kambing/ domba, usaha perkebunan buah alpukat, dan usaha wisata alam.

Peserta menulis proses bisnis usahanya pada kertas meta plan. Di akhir sesi, setelah tugas kelompok selesai, masing-masing kelompok menunjuk 1 orang untuk mempresentasikan proses bisnis usaha yang telah dibuat. Diharapkan setelah memperoleh materi ini, para peserta bisa lebih memahami proses bisnis usahanya, dengan mengetahui bagaimana menghasilkan laba dan bagaimana meningkatkan produksi dan penjualan sesuai sistem bisnis yang disusun dengan menggunakan BMC.

Pada pelatihan ini, peserta juga diminta untuk mengisi pretest dan post test oleh panitia. Tujuan pelaksana membuat pretest dan posttest ini sebagai pengendali dalam ketepatan penentuan sasaran peserta dan materi pelatihan.

Semoga dengan adanya pelatihan ini dapat menjadi motivasi bagi kedua KTH yang baru lahir ini agar kedepannya dapat menjadi KTH yang sukses dan bermanfaat bagi masyarakat dan tentunya kawasan TNGGP. Peserta yang hadir dibatasi menyesuaikan protokol kesehatan. 

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Teks : Febriyani, S.Hut. – Penyuluh Kehutanan Muda
Dokumentasi : Purnama PS

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini