BKSDA Sumbar Gelar Pelatihan Teknik Fasilitasi Pendampingan Masyarakat

Jumat, 15 Oktober 2021

Padang, 15 Oktober 2021. Untuk meningkatkan kapasitas petugas lapangan dalam melakukan pendampingan terhadap masyarakat sekitar kawasan konservasi di Sumatera Barat, Balai KSDA Sumatera Barat selama 2 (dua) hari pada tanggal 13 s.d 14 Oktober 2021 menggelar Pelatihan Teknik Fasilitasi Pendampingan Masyarakat di Sekitar Kawasan Konservasi secara Daring (Dalam Jaringan).  Ini merupakan wujud tindak lanjut paska pelaksanaan Training of Trainer (ToT) Teknik Fasilitasi dalam Rangka Pengelolaan Usaha Ekonomi Produktif Masyarakat Desa di Sekitar Kawasan Konservasi  yang diadakan oleh Direktorat Kawasan Konservasi Ditjen KSDAE-KLHK  pada bulan September 2021 dimana telah diikuti oleh perwakilan dari Balai KSDA Sumatera Barat yakni Silvia Adiwinata, S.Hut/Penyuluh Kehutanan. 
 
Pelatihan Teknik Fasilitasi Pendampingan diikuti sekitar 24 (dua puluh empat) peserta yang terdiri Kepala Resort di BKSDA Sumbar, Fungsional Penyuluh Kehutanan, Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, Fungsional Polisi Kehutanan, dan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat. Materi yang diberikan pun sangat beragam mulai dari Siapa Saya sebagai Fasilitator? Menyadari Kekuatan dan Keunikan Diri & Memahami Orang Lain, Keterampilan Dasar Seorang Fasilitator : Mendengar Aktif & Bertanya Efektif dengan Efektif serta Model Percakapan Terfokus (ORID) serta Metode dan Tenik Fasilitasi Kelompok agar peserta memahami dan mempraktekan teknik-teknik fasilitasi pendampingan tersebut terhadap masyarakat. 
 
Kepala Balai KSDA Sumatera Barat Ardi Andono, S.TP, M.Sc menyampaikan saat membuka kegiatan bahwa teknik fasilitasi itu sangat penting bagi kita untuk berkomunikasi dengan masyarakat sekitar kawasan konservasi karena pola kerja kita selain menjaga kawasan konservasi juga mencoba merangkul masyarakat menjadi bagian dari kita untuk ikut serta menjaga kawasan tersebut.  
 
Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan diantaranya pemberdayaan tersebut sudah tepat atau belum, adanya keberlanjutan, teknologi yang digunakan serta pemasaran dan manajerialnyapun harus tepat. Kita harus menargetkan “One Village One Product”, dengan adanya produk dihasilkan oleh masyarakat yang nantinya akan meningkatkan pendapatan masyarakat tesebut mengakibat hubungan kita dengan masyarakat menjadi lebih baik. Selain itu dengan meningkatnya ekonomi masyarakat melalui bantuan pengembangan usaha ekonomi masyarakat maka ketergantungan masyarakat terhadap kawasan akan semakin berkurang sehingga kawasan hutan dan satwa yang ada di dalamnya semakin terjaga. 
 
Peserta selain mendapatkan ilmu dan wawasan mengenai teknik fasilitasi pendampingan masyarakat sekitar kawasan konservasi, juga dapat berbagi informasi dan pengalaman selama melakukan pendampingan terhadap masyarakat serta juga berbagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
 
Sumber : Balai KSDA Sumatera Barat

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini