Resort Kampung Kerora Berhasil Menetaskan Telur Penyu Hasil Relokasi Dari Pulau Muang Bersama Masyarakat

Jumat, 01 Oktober 2021

Tukik hasil relokasi yang menetas di Resort Kampung Kerora

Labuan Bajo, 25 September 2021. Taman Nasional Komodo merupakan habitat alami bagi dua jenis penyu yang ada di dunia yaitu penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Kedua jenis penyu ini hidup bebas dan tersebar di hampir seluruh wilayah Taman Nasional Komodo, termasuk Pulau Muang. Pulau Muang merupakan sebuah pulau kecil yang dikelilingi pantai berbentuk cekungan dengan luas 34.27 Ha yang masuk ke dalam wilayah pengelolaan Resort Kampung Kerora Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo. Pulau ini tidak berpenghuni dan menjadi salah satu titik peneluran penyu terpadat pada lingkup wilayah Pulau Rinca.

Pulau Muang berada di perbatasan wilayah Taman Nasional Komodo bagian tenggara yang berjarak sangat dekat dengan Pulau Flores. Pulau Muang seringkali mendapatkan gangguan karena lokasinya berada di perbatasan wilayah terluar yang dilalui banyak kapal masyarakat. Salah satu bentuk gangguan yang terjadi di Pulau Muang adalah pencurian telur penyu oleh oknum tidak bertanggungjawab.

Kepala Resort Kampung Kerora (Banu Widyanarko) dan anggotanya (Suwendi Iskandar Bubang) bekerjasama dengan warga Kampung Kerora (Nurdin) untuk melakukan relokasi telur-telur penyu dari Pulau Muang. Relokasi ini dimaksudkan untuk memastikan tukik dapat menetas tanpa gangguan manusia sekaligus sebagai cara untuk mempelajari perkembangan embrio penyu secara intensif. Telur penyu yang direlokasi akan dipindahkan ke sarang semi buatan yang sudah disiapkan di area kerja Resort Kampung Kerora.

Pada tanggal 3 Juli 2021, tim berangkat menuju Pulau Muang untuk melakukan survei lokasi sarang bertelur penyu. Setidaknya terdapat 62 titik sarang baik sarang pasif maupun aktif di pantai sebelah barat Pulau Muang. Tim memutuskan untuk merelokasi sarang tipe bawah yang berada di bibir pantai karena rentan terhadap gangguan baik dari pasang surut air laut maupun dari gangguan manusia. Tim berhasil menemukan setidaknya 123 butir telur dan bergegas melakukan pengukuran dimensi telur serta sarang. Setelah pengukuran selesai dilakukan, seluruh telur direlokasi pada sarang semi buatan.

Setelah + 60 hari masa inkubasi telur tepatnya pada tanggal 4 September 2021, sebanyak 85 tukik berhasil menetas pada hari pertama penetasan dan 20 tukik pada hari kedua penetasan. Sebanyak 105 butir telur berhasil menetas dengan tingkat keberhasilan sebesar 85.37%. Hal ini merupakan prestasi bagi Resort Kampung Kerora karena relokasi ini adalah kali pertama tim melakukan upaya pelestarian penyu berkolaborasi dengan masyarakat. Resort Kampung Kerora berharap upaya pelestarian penyu ini dapat menjadi atraksi ecoedutourism potensial di Kampung Kerora kedepannya.

Tim juga melibatkan mahasiswa magang dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Politeknik Elbajo Commodus Labuan Bajo dalam kegiatan relokasi telur penyu. Balai Taman Nasional Komodo berkomitmen penuh mendukung peningkatan kualitas ilmu pengetahuan dan pendidikan dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar langsung di alam. Kami berharap pengalaman ini dapat meningkatkan rasa kecintaan mahasiswa terhadap penyu dan memberikan gambaran bagi mahasiswa mengenai ragam pengelolaan Taman Nasional Komodo secara umum.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penulis: Banu Widyanarko, S.Si. | Penyunting: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini