Dedikasi Petugas Resort Kampung Kerora Dalam Upaya Rehabilitasi Mangrove Bersama Anak-Anak

Jumat, 01 Oktober 2021

Bibit mangrove  yang telah dikumpulkan pada semi persemaian alami (kiri); Wendi mengumpulkan bibit mangrove langsung dari pesisir pantai Kampung Kerora (kanan)

Labuan Bajo, 30 September 2021. Suwendi Iskandar Bubang, petugas Resort Kampung Kerora Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo, mendedikasikan dirinya dalam upaya rehabilitasi ekosistem mangrove di Kampung Kerora. Upaya rehabilitasi mangrove yang dimulai sejak bulan Juni 2021 sampai dengan sekarang mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Resort Kampung Kerora (Banu Widyanarko) dan Kepala Balai Taman Nasional Komodo (Lukita Awang Nistyantara). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk perwujudan langsung resort-based management (RBM) di tingkat tapak oleh salah satu petugas Resort Kampung Kerora.

Tahapan aksi rehabilitasi ini dimulai dari pengumpulan bibit berbagai jenis mangrove langsung dari alam sekitar Resort Kampung Kerora. Setidaknya terdapat lima jenis bibit mangrove yang berhasil dikumpulkan oleh Wendi, diantaranya: Bakau Kurap (Rhizophora mucronata), Bakau Kecil  (Rhizophora stylosa), Bakau  Minyak/Bakau  Kacang  (Rhizophora apiculata), Putut (Bruguiera gymnorhiza), dan Tangar (Ceriops sp.). Wendi dapat membedakan morfologi mangrove berdasarkan observasi lapangan yang kontinyu dalam kesehariannya di tingkat tapak. Wendi menyampaikan bahwa mangrove jenis R. mucronata memiliki rangkaian bunga berjumlah 4 – 8, daunnya lebih besar, dan buahnya lebih panjang. Sedangkan mangrove jenis R. stylosa memiliki rangkaian bunga berjumlah 9 – 16, R. apiculata memiliki 2 rangkaian bunga, dan B. gymnorhiza memiliki 1 kelopak bunga dengan warna merah menyala.

Wendi berhasil mengumpulkan 2872 bibit mangrove dari alam selama kurang lebih empat bulan masa pengumpulan yang dilakukan secara mandiri bersama anak-anak Kampung Kerora. Bibit yang telah dikumpulkan kemudian disemaikan pada persemaian semi alami untuk mendapatkan tindakan silvikultur seperti pemeliharaan dan persiapan pra-penanaman agar persentase tumbuh atau probabilitas hidup anakan mangrove lebih tinggi. Sebanyak 572 bibit disemaikan di persemaian semi alami dan 2300 bibit sudah ditanam di pesisir pantai Kerora dengan persentase keberhasilan tumbuh mencapai 57.87%. Hal yang paling mempengaruhi persentase tumbuh adalah gangguan teritip pada wilayah pasang surung air laut yang menyebabkan anakan mangrove seringkali mati karena tertutup permukaan kulit luarnya.

Wendi selalu melibatkan anak-anak Kampung Kerora dalam menjalankan aksi rehabilitasi mangrovenya. Hal ini Wendi lakukan semata-mata sebagai bentuk pendidikan konservasi sejak dini untuk anak-anak agar kedepannya generasi yang akan datang dapat lebih mencintai serta peduli terhadap lingkungan, khususnya lingkungan tempat tinggalnya sendiri. Anak-anak Kampung Kerora begitu antusias mengikuti aksi rehabilitasi karena tidak hanya dapat bermain bersama teman sebayanya namun juga dapat berkesempatan untuk belajar langsung dari alam.

Ancaman perubahan iklim nyata dampaknya, termasuk bagi Kampung Kerora di Pulau Rinca. Sosok pejuang lingkungan seperti Wendi perlu direplikasi agar upaya rehabilitasi dapat dilaksanakan secara masif di lokasi-lokasi lain. Mari sama-sama berikan kontribusi langsung untuk alam karena sekecil apapun upayamu untuk alam pasti akan ada balasannya.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penulis: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. dan Suwendi Iskandar Bubang

Penyunting: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S.

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini