Kamis, 07 Juni 2018
Banjarbaru, 7 Juni 2018 – Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Kembang merupakan salah satu kawasan konservasi di Kalsel dengan tipe ekosistem mangrove yang menjadi site monitoring populasi bekantan diantara 4 (empat) site monitoring yang lain berdasarkan SK Dirjen KSDAE Nomor : SK.180/IV-KKH/2015.
Konsekuensi dari SK tersebut adalah perlu adanya upaya untuk meningkatkan populasinya baik dengan pembinaan habitat maupun pembinaan populasi. Sejak Tahun 2015 telah dilakukan monitoring bekantan secara berkala di kawasan ini. Walaupun kawasan ini tidak terlalu luas (±83 ha) jika dibandingkan dengan kawasan konservasi yang lain, namun untuk bisa ketemu bekantan disini ini cukup sulit. Vegetasi yang cukup rapat membuat sulit untuk memantau keberadaan bekantan. Selain itu persaingan daerah jelajah dengan monyet ekor panjang yang mendominasi kawasan juga menjadi salah satu faktor susahnya memonitor bekantan disini.
Namun kami yakin, bekantan berkembang cukup baik di kawasan ini karena potensi pakan yang cukup melimpah. Hal ini terjawab dengan dijumpainya satu ekor bayi bekantan dan banyak anakan bekantan. Populasi bekantan di TWA Pulau Kembang terpantau sebanyak 48 ekor, dengan jumlah jantan 6 ekor, betina 23 ekor, anak 16 ekor, dan bayi 1 ekor. Melihat komposisi populasi yang didominasi betina, membuat semakin optimis akan perkembangan bekantan di kawasan ini. Selain pucuk daun rambai (Sonneratia caseloaris), sumber pakan di kawasan ini adalah pucuk daun panggang (Ficus retusa), dungun (Haritiera littoralis), jingah (Gluta renghas), dan waru (Hibiscus tiliaceus). (jrz)
Sumber : Balai KSDA Kalimantan Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0