Peningkatan Kapasitas Pada Kelompok Nelayan Muara Mangrove Lanowulu Binaan Balai TN Rawa Aopa Watumohai

Senin, 15 Juli 2019

Tatangge, 11 Juli 2019. Salah satu ekosistem di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) yang menjadi daya tarik wisata dan memiliki keunikan dalam hal pemanfaatan potensi sumberdaya alamnya adalah keberadaan hutan Mangrove di TNRAW membentang dari muara sungai roraya sampai sungai langkowala dengan luas 6.317 Ha serta adanya kelompok masyarakat nelayan pemanfaat HHBK pada zona tradisional mangrove.

Keberadaan hutan mangrove ini sangat menunjang bagi kehidupan masyarakat sekitarnya khususnya masyarakat yang berada pada muara-muara dan perairan laut dimana mereka menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Hal inilah yang mendasari Balai TNRAW memasukkan beberapa muara dikawasan mangrove menjadi zona tradisional, yang salah satunya adalah Muara Lanowulu. Pertimbangan ekonomi dan ekologi tidak dapat dipisahkan dalam evaluasi berbagai alternatif pengelolaan mangrove. 

Berdasarkan kondisi tersebut, maka dirasakan perlu adanya suatu alternatif pemanfaat lain yang bernilai ekonomi, ekologi dan tetap mempertahankan kearifan lokal masyarakat setempat yang dapat mengurangi tekanan terhadap ekosistem mangrove.

Untuk itu, pada hari Kamis, 11 Juli 2019, Balai TNRAW menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelompok untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif melalui program kemitraan konservasi pada zona tradisional mangrove kelompok nelayan Muara lanowulu yang berlangsung di Muara Lanowulu.

Kepala Balai TNRAW, Ali Bahri S.Sos, M.Si, dalam sambutannya menjelaskan bahwa makna dari kegiatan kemitraan konservasi ini adalah agar masyarakat dan pihak balai TNRAW dapat bekerjasama meningkatkan potensi yang ada dan menjaga keberlangsungan mangrove. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini diharapkan akan ada sisi lain yang dapat dikembangkan seperti dari sektor pariwisata.

Dalan acara inu hadir pula Kepala SPTN Wilayah II, Benny Purnama, S.Hut, M.D.P yang turut memberikan materi terkait kemitraan konservasi di muara mangrove lanowulu. "Pada tahun 2017 kelompok ini telah digagas, lalu pada tahun 2018 balai TNRAW memberikan bantuan kepada kelompok  masyarakat muara lanowulu berupa perahu dan pukat udang. Berdasarkan hasil  Monitoring dan evaluasi diketahui bahwa adanya peningkatan pendapatan hasil tangkap dimana dari 4 kg bertambah jumlahnya menjadi 8 kg, tetapi untuk hasil lainnya seperti togo, kepiting, dan rumput laut masih belum meningkat pendapatannya” tuturnya.

Acara yang berlangsung selama satu hari ini, dihadiri oleh pemateri dari Dinas Perikanan dan Kelautan, Adriansyah selaku Penyuluh Perikanan, yang mengulas secara khusus mengenai pentingnya suatu lembaga atau kelompok yang mempunyai akta notaris pada masyarakat nelayan agar bantuan yang ada pada pemerintah pusat dapat tersalurkan dengan baik. Beliau juga sangat mengapresiasi atas pembentukan kelompok dan pemberian bantuan oleh pihak Balai TNRAW. Namun database terkait Kelompok Nelayan Muara Lanowulu belum terdata di Dinas Perikanan dan Kelautan sehingga bantuan yang ada belum bisa di rasakan.

Sebanyak 30 orang Kelompok Nelayan Muara Lanowulu yang telah menjadi kelompok binaan TNRAW sejak Tahun 2017 sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan yang berlangsung di Muara Lanowulu ini. “kami sangat senang dengan adanya kegiatan ini, terlebih ada pemateri utusan dari dinas Perikanan dan Kelautan yang memberikan kami informasi mengenai kendala-kendala kami dalam berlaut hingga informasi mengenai kartu nelayan yang telah diganti menjadi kartu kusuka dan cara memperolehnya.” Kata salah satu kelompok nelayan.

Masyarakat Muara Lanowulu, pada umumnya sangat mendukung keberadaan TNRAW. Hal tersebut dikarenakan keutuhan ekosistem Mangrove merupakan hal vital bagi keberlangsungan usaha mereka. Oleh karena itu, kegiatan peningkatan kapasitas ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa penyangga dan untuk menjaga hubungan dengan mayarakat tersebut. Sehingga, masyarakat memiliki pemikiran bahwasannya petugas TNRAW bukan hanya menjaga kawasan tanpa memperdulikan mereka, akan tetapi ksejahteraan masyarakat juga tetap diperhatikan. Yang tidak kalah penting ialah, program ini memberikan pembelajaran bahwa pengelolaan kawasan konservasi TNRAW bukan hanya tanggung jawab pengelola saja namun perlu adanya partisipasi dari masyarakat yang berada di sekitar kawasan, sehingga mereka menjadi bagian dari pengelolaan kawasan”.

Sebelum menutup kegiatan, Kepala Balai TNRAW mengatakan bahwa akan dibentuk kelompok ekowisata untuk para nelayan, mengingat minat masyarakat untuk berwisata di muara mangrove lanowulu cukup tinggi. Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan aksi bersih-bersih sampah disekitar muara lanowulu bersama staf TNRAW dan Kelompok Masyarakat Nelayan Muara Lanowulu.

 

Sumber: Balai TN Rawa Aopa Watumohai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini