Elang Flores: Sang Rajawali penguasa langit Flores

Senin, 18 Februari 2019

Labuan Bajo, 18 Februari 2019. Nama Elang Flores hampir tidak diketahui oleh sebagian besar masyarakat Flores pada umumnya. Hanya segelintir orang yang disebut peneliti, atau pemandu wisata alam yang mengetahui keberadaan Elang Flores di daratan Flores. Dibeberapa tempat elang Flores disebut sebagai burung Rajawali yang membedakan jenis elang ini dengan jenis elang lainnya.

Elang Flores (Nisaetus floris) merupakan jenis elang endemik yang menghuni wilayah Sunda kecil dengan sebaran terbatas pada tiga pulau yaitu Lombok, Sumbawa dan Flores serta beberapa pulau kecil lainnya termasuk Komodo dan Rinca. Saat ini populasi elang Flores di alam diperkirakan hanya 250 ekor. Oleh IUCN, spesies ini dikategorikan dalam daftar Sangat Terancam Punah (critically endangered) akibat ukuran populasi yang sangat kecil.

Dalam rangka menyebarkan informasi konservasi Elang Flores kepada masyarakat, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati melalui Balai Taman Nasional Komodo dan Balai Besar KSDA NTT bekerjasama dengan Raptor Indonesia menginisiasi dan mengadakan workshop tentang “Potensi Elang Flores sebagai Obyek Wisata Ekologi Berbasis Raptor di NTT”. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 13 – 14 Februari 2019, diikuti oleh peserta dari berbagai instansi pemerintah daerah, masyarakat dan pelaku wisata. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menggali informasi dalam rangka menyusun strategi dan rencana aksi konservasi Elang Flores dan habitatnya.

Dalam kegiatan ini peserta melakukan survei Elang Flores ke dua lokasi yaitu Taman Nasional Komodo dan Cagar Alam Wae Wuul. Pengamatan di CA Wae Wuul menemukan dua individu Elang Flores sedang beraktivitas soaring (terbang) di wilayah perbatasan hutan dan perkebunan masyarakat. Selain Elang Flores, jenis elang yang dijumpai antara lain Sikep madu Asia (Eastern honey-buzzard) dan baza hitam (black baza) yang sedang bermigrasi melewati Flores. Pengamatan di TN Komodo tidak menemukan jenis Elang Flores namun jenis elang migran teramati dalam jumlah yang relatif lebih banyak.

Elang Flores memiliki ukuran tubuh sedang (±50 cm), warna tubuh coklat kehitam-hitaman, dada dan perut berwarna putih keabuan dengan corak tipis berwarna coklat kemerahan, serta terdapat enam garis (strip) coklat pada ekor yang merupakan ciri pembeda dengan jenis elang lainnya. Hal pembeda yang paling menonjol adalah adanya bagian tepi dalam sayap yang transparan, terlihat berkilauan ketika terkena sinar matahari.

Pengalaman pengamatan Elang Flores menjadi pengalaman yang menarik dan mengasyikkan bagi semua peserta. Harapannya kelestarian Elang Flores dapat terus terjaga, untuk hutan yang lestari dan masyarakat yang sejahtera. 

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini