Pembentukan Masyarakat Mitra Polhut Tepera Yewena Yosu BBKSDA Papua

Selasa, 11 Desember 2018

Jayapura, 11 Desember 2018. Resort Tepera Yewena Yosu, BBKSDA Papua membentuk Masyarakat Mitra Polhut (MMP) pada Kamis, 29 November 2018. Kegiatan bertempat di Balai Kampung Wambena, dihadiri oleh tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, juga kepala pemerintahan kampung.

Kepala Resort Tepera Yewena Yosu, Chandra I. Lumban Gaol menyatakan, “MMP Tepera Yewena Yosu memang paling bungsu, artinya dibentuk paling akhir. Sementara MMP di resort lain di kawasan CA Pegunungan Cycloop sudah mapan dalam hal lapangan. Ke depan MMP Tepera Yewena Yosu membuka diri kepada para kepala resort lain, juga USAID Lestari untuk melakukan pembinaan, terutama dalam hal Smart Patrol dan penggunaan aplikasi cybertracker.”

Saat ini anggota MMP Tepera Yewena Yosu berjumlah 15 orang, diketuai Silas Demetouw dari Kampung Tablasupa. Sementara Ketua Dewan Adat Suku Tepera Yewena Yosu, Yehuda Demetouw mengharapkan tahun depan akan ada penambahan jumlah anggota, terutama dari kampung yang belum terdapat perwakilannya. Resort Tepera Yewena Yosu meliputi sembilan kampung, sementara perwakilan MMP saat ini masih terbatas dari enam kampung. Hal ini terjadi karena jarak antarkampung cukup jauh. Beberapa kampung hanya dapat ditempuh dengan speed boat dan memerlukan biaya cukup tinggi.     

Kepala Resort Tepera Yewena Yosu, Chandra I. Lumban Gaol mengapresiasi semangat para anggota MMP yang tampak sejak awal. “Saya sangat antusias melihat MMP kita karena didominasi anak-anak muda. Dari 15 anggota MMP, kita mempunyai sebelas laki-laki dan empat perempuan. Saya melihat ini sebagai bagian dari kesetaraan gender,” kata Chandra. “Mereka adalah perpanjangan tangan BBKSDA Papua yang nantinya membantu tugas-tugas BBKSDA Papua melakukan perlindungan dan pengamanan, menangani masalah perambahan, kebakaran, dan peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) di kawasan konservasi, khususnya di kawasan DAS Tepera Yewena Yosu.”

Lebih lanjut Chandra melihat masih banyak hal yang harus diketahui masyarakat terkait konservasi. Misalnya tipologi resort, potensi dan masalah di dalam kawasan, apakah terdapat benda-benda peninggalan yang memiliki nilai sejarah tertentu, dan sebagainya. MMP bersama-sama tim resort bertugas mengidentifikasi hal-hal tersebut. Chandra menargetkan bersihnya kawasan dari segala aktivitas yang dapat mengakibatkan degradasi atau deforestasi. Meskipun saat ini tingkat kerusakan hutan sangat kecil di DAS Tepera Yewena Yosu, namun timnya harus tetap waspada karena kawasan itu dianggap potensial terjadi perambahan.

Pada saat yang sama, Yehuda Demetouw bersama jajaran dewan adat mengusahakan anggota MMP Tepera Yewena Yosu sekaligus sebagai polisi adat. Hal ini dilakukan atas pertimbangan lebih menguatkan posisi dan wewenang MMP di dalam menangani kawasan. Ke depan, Yehuda Demetouw akan membuat Surat Keputusan Adat dengan memasukkan nama-nama anggota MMP Tepera Yewena Yosu sebagai polisi adat, serta mendukung dan mengusahakan pendanaan untuk program-program MMP Tepera Yewena Yosu.

 

Sumber: Balai Besar KSDAE Papua

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini