Mengenal Sekolah Lapang Budidaya Madu TN Bantimurung Bulusaraung

Selasa, 10 April 2018

 

Bantimurung, 10 April 2018. Bertempat di ruang rapat kantor SPTN Wilayah II, Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung membuka sekolah lapang budidaya madu. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerjasama Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dengan Food and Agriculture Oranization (FAO). Organisasi pangan dan pertanian di bawah naungan PBB ini juga melibatkan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan SDM pengelolaTaman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan stakeholdernya.  

Senin (9/4), sejumlah undangan hadir pada pembukaan kegiatan sekolah lapang ini. Turut hadir Kepala Desa Labuaja, Camat Cenrana, perwakilan Koramil 1422-03 Camba, dan Polsek Camba. Hadir juga Ketua forum desa penyangga TN Bantimurung Bulusaraung, Ketua Hutan Kemitraan Pattiro, dan KPH Bulusaraung.

Sebanyak 20 orang peserta mengikuti sekolah lapang ini.Mereka berasal dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Bulu Tanete, KTH Pattiro Bulu, KTH Bukit Harapan, KTH Tunas Muda. Keempat kelompok tani ini tergabung dalam Kelompok Hutan Kemitraan Pattiro.

Narasumber berasal dari Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar, TLKM Makassar, KPH Rangkong dan UKM Sahabat Lebah Madu Luwu Utara. Pada sekolah lapang kali ini, peserta akan belajar tentang budidaya lebah madu jenis trigona dan penanganan pasca panen. Materi cukup komplit karena peserta juga akan belajar cara membuat produk lebah madu, penguatan kelembagaan kelompok, analisa usaha, dan pemasaran.

Setelah mendalami materi selama 6 hari, peserta akanmelakukan studi banding ke UKM Sahabat Lebah Madu yang berlokasi di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Studi banding ini akan dilaksanakan pada bulan Mei medatang. “Kami berharap sepulang studi banding kelompok tani hutan di Dusun Pattiro dapat menerapkan ilmu budidaya lebah madu yang telah diperoleh” tutur Yusak Mangetan, Kepala Balai TN Bantimurung Bulusaraung.

“Semoga kelompok tani hutan Pattiro mampu meningkatkan produk madunya serta mampu menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan begitu kesejahteraannya juga ikut naik,” tambahnya.

Perlu diketahui bahwa Dusun Pattiro merupakan bagian dari role model tata kelola zona tradisional TN Bantimurung Bulusaraung.

Sumber : Indra Pradana – Staf Balai TN Bantimurung Bulusaraung

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini