Komodo Survival Program Terus Berkomitmen Untuk Konservasi Satwa Komodo

Senin, 26 Maret 2018

Labuan Bajo, 26 Maret 2018. Balai TN Komodo dan Komodo Survival Program (KSP) menandatangani Perjanjian Kerjasama, yang berlaku mulai April 2018 – April 2023 (26/3/18). Kesepakatan ini untuk memastikan penelitian satwa komodo tetap berjalan.

Beberapa kegiatan utama dalam Perjanjian Kerjasama ini yaitu (1) Kerjasama penelitian dan pemantauan populasi biawak komodo dan habitatnya di Taman Nasional Komodo; (2) Pemantauan aktivitas reproduksi biawak komodo dengan menggunakan camera trap; (3) Pemantauan dan perhitungan indeks populasi satwa mangsa komodo dan (4) Pengembangan kapasitas SDM Balai TN Komodo dalam hal kegiatan pemantauan populasi dan analisis data.

Kepala Balai TN Komodo, Budhy Kurniawan, menegaskan pentingnya kerjasama penelitian dan pemantauan populasi satwa komodo. “Kondisi populasi komodo yang stabil adalah kunci keberhasilan upaya pengelolaan itu sendiri. Dan setiap kebijakan pengelolaan bersumber dari data ilmiah yang reliable”.

Senada dengan itu, Koordinator Program KSP, Deni Purwandana, menyebutkan bahwa penelitian jangka panjang dan konsisten sangat diperlukan untuk mengetahui kecenderungan peningkatan atau penurunan populasi komodo itu sendiri untuk menentukan kebijakan pengelolaan yang tepat.

Selain penandatanganan perpanjangan PKS, pihak KSP juga menyerahkan buku panduan Lapangan Biawak Komodo (Komodo Dragon Field Guide) dan buku pendidikan Konservasi Cerita si Komo. Panduan lapangan berisi hasil-hasil studi KSP dan BTNK selama 15 tahun, tersaji dalam bahasa yang lebih sederhana sebagai pegangan pemanduan wisatawan bagi lokal guide di site wisata Loh Liang dan Loh Buaya. Sedangkan buku Cerita si Komo merupakan buku cerita bergambar untuk kepentingan edukasi komodo kepada anak sekolah di kawasan TN Komodo.

Biawak komodo (Varanus komodoensis) merupakan salah satu satwaliar kebanggaan Indonesia. Memiliki status sebagai kadal terbesar di dunia, satwa endemik kawasan TN Komodo dan Flores, predator puncak sekaligus kanibal, dengan beberapa senjata mematikan bagi mangsanya, satwa ini telah menarik perhatian dunia sejak pertama kali ditemukan oleh JKH Van Stein tahun 1911. Komodo merupakan alasan utama dibentuknya kawasan konservasi Taman Nasional Komodo tahun 1980.

Penelitian terhadap komodo secara intensif baru dimulai pada tahun 2002 dan merupakan kerjasama kolaborasi antara Balai TN Komodo dengan San Diego Zoological Society. Pada tahun 2007, kerjasama penelitian tersebut berakhir, kemudian dilanjutkan kembali dengan Komodo Survival Program (KSP) hingga saat ini.

Selama kurun waktu 15 tahun terakhir, kegiatan penelitian komodo telah menghasilkan puluhan publikasi ilmiah, rekomendasi kebijakan pengelolaan, peningkatan SDM staf BTN Komodo dan masyarakat serta pendidikan konservasi satwa komodo dan habitatnya.

Sumber: Balai TN Komodo

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini