Selasa, 18 Juli 2017
“Ketika matahari bersinar terik, sekitar siang hari, bantaran sungai yang lembab di atas air terjun menghadirkan pemandangan indah, kilauan sekumpulan kupu-kupu oranye, kuning, putih, biru, dan hijau yang ketika diganggu beterbangan ratusan kupu-kupu di udara membentuk awan yang berwarna-warni”. Itulah penggalan ungkapan kekaguman Alfred Russel Wallace, seorang naturalis berkebangsaan Inggris saat menikmati indahnya suasana Danau Kassi Kebo di kawasan wisata Bantimurung yang bertabur beranekaragam jenis kupu-kupu. Kekagumannya kemudian beliau tuangkan dalam buku “The Malay Archipelago” tahun 1869.
Wallace mengunjungi kawasan wisata Bantimurung selama empat hari, tepatnya 19-22 September 1857. Kawasan wisata ini dalam buku The Malay Archipelago beliau sebut air terjun sungai Maros yang telah menjadi tempat wisata kala itu. Beliau mengkoleksi kupu-kupu (Lepidoptera) sebanyak 25 jenis, hanya 6 jenis Papilionoidea. Sisanya 207 jenis kupu-kupu dikoleksi di sekitaran Amansanga, Kabupaten Maros atau Tompokbalang, dimana lokasi pondok Wallace berdiri. Total koleksi kupu-kupu Wallace selama Agustus-November 1857 di lokasi tersebut sebanyak 232 jenis kupu-kupu. Jumlah tersebut terdiri dari 139 jenis Papilionoidea, 70 jenis Hedyloidea atau ngengat (moths) dan 23 jenis Hesperioidae (skippers). Informasi ini diperoleh dari penelusuran jejak Wallace di Maros oleh Kamajaya Shagir, PEH TN Bantimurung Bulusaraung dan kawan-kawan.
“The Kingdom of Butterfly” demikian julukan bagi kawasan wisata Bantimurung. Namun, Wallace tidak pernah menuliskan kawasan wisata Bantimurung dengan julukan tersebut dalam catatan atau bukunya sekalipun. “Saya tidak tahu dan tak pernah menemukan referensi itu. Wallace sendiri tak menuliskan” Kamajaya Shagir menegaskan.
Keanekaragaman jenis kupu-kupu di kawasan wisata Bantimurung memang tinggi. Sejumlah peneliti telah melakukan identifikasi kupu-kupu di kawasan ini.
Pada tahun 1977, Mattimu melaporkan telah menemukan 103 jenis Papilionoidea di hutan wisata Bantimurung. Kemudian tahun 2008, Balai Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung hanya berhasil mengidentifikasi 82 jenis saja di lokasi yang sama. Jumlah itu diyakini masih terlalu sedikit karena pelaksanaannya hanya satu kali saja.
Untuk itu pada tahun 2010, kegiatan yang sama dilakukan sepanjang tahun agar dapat mengidentifikasi jenis Papilionoidea yang mungkin hanya muncul di musim-musim tertentu saja. Dan hasilnya cukup mencengangkan, ada 133 jenis yang hidup di kawasan wisata Bantimurung. “Kita tidak bisa menemukan kupu-kupu melimpah di kawasan wisata Bantimurung setiap hari. Jika ingin menyaksikan kupu-kupu melimpah dan beranekaragam jenisnya datanglah saat musim pancaroba. Baik pancaroba beralih dari musim penghujan ke musim kemarau maupun sebaliknya” ujar Kadriansyah, PEH TN Bantimurung Bulusaraung.
Balai TN Bantimurung Bulusaraung melihat bahwa potensi kupu-kupu tersebut tak hanya ada di kawasan wisata Bantimurung, namun juga banyak dijumpai di lokasi lainnya. Karenanya, sejak tahun 2011 kegiatan identifikasi juga dilaksanakan di beberapa lokasi di TN Bantimurung Bulusaraung. Dari rangkaian kegiatan tersebut, hingga akhir tahun 2016 telah teridentifikasi 240 jenis Papilionoidea berada di kawasan TN Bantimurung Bulusaraung. Jenis-jenis Papilionoidea ini terklasifikasi dalam 5 famili yaitu 111 jenis Nymphalidae, 25 jenis Papilionidae, 28 jenis Pieridae, 74 jenis Lycanidae dan 2 jenis Riodinidae.
Jumlah tersebut telah melampaui temuan Wallace saat menjelajahi kawasan karst Maros yang meliputi wilayah Amasanga dan Bantimurung. Jika Balai TN Bantimurung Bulusaraung juga berkonsentrasi mengidentifikasi moths dan skippers, yakinlah bahwa jumlah temuan Wallace akan jauh terlampaui. Hal ini menguatkan fakta bahwa TN Bantimurung Bulusaraung memang merupakan rumah bagi ratusan jenis kupu-kupu. Karenanya juga, adalah pantas jika kawasan TN Bantimurung Bulusaraung menyandang julukan sebagai “The Kingdom of Butterfly”.
Kekayaan keragaman jenis kupu-kupu ini pula lah yang menjadi salah satu alasan penunjukkannya sebagai taman nasional. Sebuah amanah besar dalam upaya konservasi species yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Semoga keragaman kupu-kupu ini terus terjaga, agar “The Kingdom of Butterfly” tak hanya menjadi sekedar jargon semata.
Sumber : Suci Ahmad Handayani dan Taufiq Ismail - PEH Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0